Startup China di Ambang Kebangkrutan, Investor Uring-uringan Ancam Ini

2 months ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai perusahaan rintisan atau startup di China dilaporkan sedang berada dalam situasi tidak mengenakkan. Mereka sedang menghadapi tuntutan dari pemodal ventura tahap awal untuk mengembalikan investasi atau menghadapi tuntutan hukum.

Melansir Reuters pada Senin (25/11/2024), para eksekutif industri mengatakan startup di China gagal memberikan jalan keluar melalui pencatatan pasar dalam jangka waktu yang disepakati.

Startup di seluruh dunia sering menyetujui hak penebusan yang memungkinkan investor ekuitas swasta dan modal ventura untuk meminta uang mereka kembali bersama dengan premi, jika target seperti penawaran umum perdana tidak terpenuhi.

"Telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam kasus penebusan karena perubahan lingkungan pasar dan meningkatnya tekanan untuk keluar," kata Huang Jiri, mitra di Firma Hukum Hylands di Shanghai.

Huang mengatakan sebagian besar kasus ini dipicu oleh perusahaan rintisan yang gagal go public pada tanggal yang telah disepakati sebelumnya.

Namun, di China, pasar IPO yang hampir membeku tahun ini dan menurunnya sumber modal dalam ekonomi, yang terhambat oleh krisis properti, telah menimbulkan permintaan penggantian, yang mengancam keberadaan banyak startup, kata para eksekutif.

Situasi tersebut bertentangan dengan tekad pemerintah untuk mendorong inovasi dan mencapai kemandirian teknologi dalam industri yang penting secara sistemik untuk melindungi negara dari dampak geopolitik.

Sebagai tanggapan, salah satu inisiatif adalah untuk mempromosikan "modal sabar" daripada terburu-buru untuk mendapatkan keuntungan cepat.

Namun, penjualan melalui penebusan hampir tiga kali lipat menjadi 641 pada tahun 2023, menurut data dari konsultan Zero2IPO. Jumlah tersebut melonjak 68% pada Januari-September dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selama kurun waktu tersebut, regulator memperketat pengawasan terhadap proses IPO, yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk membatalkan rencana pencatatan secara besar-besaran.

Sementara para pengacara mengatakan sengketa terkait penebusan juga meningkat karena perusahaan rintisan dan pendirinya tidak memiliki uang untuk kembali, kata para pengacara.

Menurut estimasi firma hukum Lifeng Partners, sekitar 14.000 perusahaan rintisan China saat ini berisiko dieksploitasi oleh investor yang menggunakan hak penebusan, yang melibatkan investasi senilai 8,6 triliun yuan.

Ekonomi yang sedang lesu telah membuat para pemodal ventura berada di bawah tekanan untuk mengembalikan uang kepada investor mereka sendiri, sehingga mereka menjalankan hak penebusan bahkan dengan mengorbankan perusahaan rintisan dan pendirinya hingga ke jurang kehancuran, menurut sumber-sumber industri.

Di China, penebusan merupakan tanggung jawab pendiri sedangkan di tempat lain sering kali merupakan tanggung jawab perusahaan rintisan.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden China Sebut Hubungan dengan Brazil

Next Article Kamehameha! Ini Jurus Baru Xi Jinping Genjot Ekonomi China

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|