Sumber Dolar Lari ke Malaysia Padahal RI Berlimpah, Ada Apa?

1 week ago 14

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini Indonesia memiliki kapasitas data center terbesar kedua di Asia Tenggara sebesar 202 Megawatt. Menurut laporan Google bertajuk e-Conomy SEA 2024, diharapkan bahwa kapasitas tersebut akan naik sebesar 270% dalam beberapa tahun ke depan.

Data center tersebut diharapkan bisa memfasilitasi kebutuhan komputasi AI di Indonesia.

Namun infrastruktur teknologi tidak bisa berkembang dengan cepat tanpa dukungan kebijakan pemerintah yang tepat dalam memperhatikan resiko dan juga peluang dari AI.

"Kebijakan-kebijakan pemerintah ini penting untuk bisa mengatasi prioritas utama, yakni soal infrastruktur dan kebijakan yang mendorong inovasi AI," kata County Director Google Indonesia Veronica Utami, dalam Peluncuran laporan e-Conomy SEA 2024, di Kantor Google Indonesia di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Ia kemudian blak-blakan terkait nasib investasi pusat data Google di Indonesia. Diberitakan sebelumnya, Menteri Kominfo era Joko Widodo, Budi Arie Setiadi menyebut akan ada diskusi serius soal investasi pembangunan pusat data di Tanah Air antara Google dengan pemerintah Indonesia.

Veronica mengatakan soal investasi pusat data, Indonesia sudah lebih dulu memiliki Region Cloud Jakarta di tahun 2020. Namun dibutuhkan dukungan seperti listrik dan infrastruktur lainnya.

"Ke depannya seperti apa tentunya kita terus berupaya untuk ada kebutuhannya kita tetap terbuka ya, tapi memang ada untuk ke sana. Ada kebutuhan infrastruktur yang dibutuhkan di luar misalnya soal pusat data dibutuhkan dukungan hal-hal seperti listrik dan segala macam, ini hal yang masih pembicaraan dan pertimbangan kita," ujar Veronica.

"Cuma kita percaya bahwa AI akan menjadi bagian transformasi digital Indonesia kita siap mendukung apa yang diperlukan Indonesia untuk mencapai ini," imbuhnya.

Dalam laporan Google, terlihat bahwa komitmen investasi di Malaysia mencapai sampai US$15 miliar sedangkan untuk data Indonesia tidak dicantumkan nilainya.

Aadarsh Baijal Partner di Bain & Company, menjelaskan data yang dicantumkan merujuk pada semester pertama tahun 2024. Tapi jika dilihat dari total kapasitas dan rencana jangka panjang, Indonesia masih yang terbesar dari segi porsinya.

"Jadi itu pengumuman semester pertama tahun 2024. Total pengumumannya ada beberapa pengumuman besar di Malaysia. Tapi kalau dilihat dari total kapasitas dan rencana jangka panjang untuk kapasitas, jelas, yang terbesar perlu ada di sini." terangnya.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pusat Interaksi Ekonomi & Bisnis, Data Center Dibangun di Kota

Next Article Rebut Sumber Dolar Indonesia, Malaysia Terancam Krisis

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|