Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) sudah berada di ujung tanduk. Pemerintah setempet memberikan batasan waktu hingga Januari 2025 agar induk ByteDance asal China melakukan divestasi terhadap TikTok.
Jika tidak, pemerintah akan memblokir TikTok secara permanen di AS. Banyak kreator konten di TikTok yang mulai mempersiapkan diri dengan mengajak para pengikut (follower) mereka untuk mengikuti akun di platform lain seperti Instagram dan YouTube.
Namun, ternyata tak cuma AS yang menekan TikTok. Layanan berbagi video pendek itu juga menghadapi ancaman di Kanada.
Unit TikTok di Kanada mengatakan pihaknya telah mengajukan mosi darurat ke Pengadilan Federal Kanada untuk meminta peninjauan yudisial atas perintah agar perusahaan tersebut menutup operasinya di negara tersebut karena masalah keamanan nasional.
TikTok meminta pengadilan membatalkan perintah pemerintah yang mewajibkan TikTok untuk menghentikan bisnisnya di Kanada, berdasarkan pengajuan tertanggal 5 Desember 2024.
Alternatifnya, pengadilan dapat mengesampingkan perintah tersebut dan mengembalikannya kepada pemerintah untuk ditinjau bersama dengan pedoman konkrit.
Juru bicara untuk Kementerian Inovasi, Sains, dan Industri Kanada mengatakan pemerintah tetap berpegang teguh pada keputusan untuk meminta TikTok angkat kaki dari Kanada.
"Keputusan pemerintah berdasarkan kajian keamanan nasional dan rekomendasi dari komunitas keamanan dan intelijen Kanada," kata juru bicara pemerintah, dikutip dari Reuters, Kamis (12/12/2024).
Ottawa memulai penyelidikan terhadap rencana TikTok untuk menggelontorkan investasi dan memperluas bisnisnya di Kanada pada tahun lalu. Penyelidikan itu memicu perintah dari pemerintah pada bulan lalu yang meminta TikTok berhenti beroperasi di Kanada karena alasan keamanan nasional.
TikTok mengatakan penutupan bisnis di Kanada akan berdampak pada PHK ratusan karyawan.
"Kami percaya keputusan terbaik untuk kepentingan masyarakat Kanada adalah mencari solusi yang tepat dan memastikan karyawan di Kanada tetap bekerja, bersama dengan platform TikTok," kata perwakilan TikTok.
Dalam hukum yang berlaku di Kanada, pemerintah bisa mengakses potensi risiko keamanan nasional dari investasi asing seperti proposal yang diajukan TikTok. Namun, regulasi yang berlaku tidak mengizinkan pemerintah membeberkan secara perinci temuan dari kajian investasi tersebut.
TikTok memiliki lebih dari 14 juta pengguna aktif bulanan di Kanada. Langkah ini sesuai dengan perintah AS untuk melarang TikTok beroperasi di negaranya jika ByteDance tidak melakukan divestasi. Alasannya sama-sama untuk menghindari risiko keamanan nasional.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tugas Data Center Dukung Transformasi Digital RI Era Prabowo
Next Article Aplikasi Pengganti TikTok Makin Ganas Jelang Pemblokiran di AS