Top! KEK Batang Disebut Jadi Magnet Baru Investasi Global

3 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menjadi primadona investasi, resmi berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. Status ini ditetapkan setelah Presiden Prabowo Subianto, menandatangani Peraturan Pemerintah pada 20 Maret 2025.

Dengan luas mencapai 2.886,7 hektare dari total pengembangan 4.300 hektare, KEK Industropolis Batang menjadi KEK terbesar yang dimiliki oleh BUMN. KEK ini juga menjadi satu-satunya di Indonesia yang menggabungkan tiga status, yakni industri dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pariwisata.

KEK Industropolis Batang menawarkan berbagai insentif, mulai dari pembebasan atau pengurangan pajak hingga kemudahan perizinan investasi. Dilengkapi dengan infrastruktur kelas dunia, kawasan ini dirancang untuk mendukung industri masa depan berkelanjutan dengan konektivitas strategis ke pelabuhan, bandara, serta jaringan logistik nasional.

Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan mengatakan dengan regulasi yang lebih fleksibel, KEK ini memastikan percepatan perizinan dan operasional bisnis yang lebih efisien.

Untuk lokasinya, KEK Industropolis Batang berada tepat di tengah Tol Trans Jawa pada KM 371 dengan akses langsung ke Gerbang Tol KIT Batang. KEK ini juga berada di titik nol kilometer ke pantura dan pelabuhan, serta hanya 45 menit ke Bandara Ahmad Yani Semarang.

"Satu-satunya kawasan industri dengan akses tol yang langsung menyajikan pemandangan laut, KEK ini juga diapit oleh pegunungan dan laut, memberikan nilai tambah dengan lanskap yang indah dan asri. Keunggulan geografis inilah yang menjadi salah satu faktor utama dalam perolehan status KEK dengan sektor pariwisata," ungkap dia dikutip Kamis (27/3/2025).

Wirawan menjelaskan KEK Industropolis Batang hadir sebagai pusat ekonomi baru yang berfokus pada tiga sektor. Pertama, sektor industri dan pengolahan yang menjadi rumah bagi manufaktur berteknologi tinggi, seperti otomotif, elektronik, petrokimia, tekstil, serta makanan dan minuman.

Menurut dia, kehadiran sektor ini akan meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal sebelum dipasarkan ke dalam maupun luar negeri.

Kedua, sektor logistik dan distribusi yang akan menjadikan KEK ini sebagai simpul perdagangan global dengan fasilitas logistik terintegrasi, termasuk pelabuhan dan gudang berikat. Ketiga, sektor pariwisata yang dikembangkan dengan konsep destinasi wisata industri dan ekowisata berkelas dunia, memberikan nilai tambah bagi industri kreatif dan hospitality.

Sebelum ditetapkannya status KEK, kawasan ini telah menarik minat 27 tenant global, yang menunjukkan daya tariknya sebagai pusat investasi. Mereka berasal dari negara-negara, seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Chili, Jepang, Taiwan, dan China, dengan industri yang mencakup solar panel, kaca, wood pellet, alas kaki, PVC, grinding ball, keramik, gas industri, hingga alat kesehatan.

Hingga saat ini, total nilai investasi yang masuk mencapai Rp17,95 triliun. Dari 7 tenant yang beroperasi, kawasan ini menyerap 7.008 tenaga kerja, dan 80% berasal dari Kabupaten Batang.

"Dengan status KEK, KITB diproyeksikan akan menarik tambahan investasi senilai Rp75,8 triliun serta menciptakan 58.145 lapangan kerja baru. Saat beroperasi penuh, KEK ini berpotensi menyerap hingga 250.000 tenaga kerja, menjadikannya pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia," ungkap dia.

Wirawan menyebut keberadaan KEK Industropolis Batang sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang berfokus pada peningkatan daya saing industri nasional dan penciptaan lapangan kerja berkualitas. Dengan infrastruktur modern, seperti jaringan jalan kawasan, rumah susun, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), bendung urang dan jaringan transmisi, reservoir, Instalasi Pengolahan Air (IPA), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), serta jaringan transmisi gas, KEK ini menawarkan ekosistem industri yang terintegrasi dan ramah lingkungan.

Mengusung konsep Smart and Sustainable, KEK Industropolis Batang dibangun dengan filosofi nature, human, dan masa depan ekonomi berkelanjutan. Dengan pendekatan inovatif ini, KITB menjadi destinasi utama bagi perusahaan yang ingin berkembang di era industri hijau dan digital.

"Tiga pilar utama yang diusung-menciptakan, berinovasi, dan berkembang-menjadi landasan utama dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif dan berdaya saing tinggi," tegas dia.

Wirawan menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri global.

"Dengan status KEK, kami semakin optimis bahwa KEK Industropolis Batang akan menjadi magnet investasi yang kuat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Kami menawarkan peluang investasi yang tak tertandingi dengan fasilitas terbaik dan insentif luar biasa," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa KEK ini tidak hanya menjadi pusat industri, tetapi juga ekosistem inovasi yang memungkinkan kolaborasi antara industri, pemerintah, dan masyarakat.

"Dengan fasilitas kelas dunia, sertifikasi Platinum Greenship, serta lokasi yang strategis, KEK Industropolis Batang membuktikan bahwa Indonesia siap bersaing di tingkat global. Status KEK ini menjadi katalis bagi percepatan pertumbuhan industri nasional, menarik investasi strategis, serta menciptakan masa depan ekonomi yang lebih cerah bagi bangsa," pungkas dia.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Resmikan KEK Industropolis Batang

Next Article Diresmikan Prabowo, 'Shenzhen' Indonesia Sambut Investasi Rp 60 T

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|