Trump dan Xi Jinping Damai, Begini Nasib Manusia Rp 3.000 Triliun

9 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada hari ini, Kamis (30/10/2025), di Busan, Korea Selatan. Trump mengatakan kedua pihak sudah mencapai kesepakatan satu tahun mengenai tanah jarang dan mineral penting, serta fentanil.

Selain itu, tarif impor China juga diturunkan sebanyak 10%, menjadi 47% dari 57%. Namun, ternyata Trump dan Xi Jinping belum mendiskusikan soal izin ekspor chip Blackwell tercanggih buatan Nvidia.


Padahal, sebelumnya Trump sudah memberikan bocoran bahwa pihaknya akan mendiskusikan nasib perdagangan chip canggih Nvidia ke China. CEO Nvidia Jensen Huang dalam beberapa kesempatan mengungkapkan pentingnya hubungan dagang chip ke China.

Pengusaha berharta US$179,6 miliar (Rp2.986 triliun) tersebut mengatakan China akan mengembangkan chip canggih sendiri dan merugikan AS, jika pemerintah AS bersikeras melarang ekspor chip ke negara kekuasaan Xi Jinping.

Sementara itu, pemerintah China juga mulai bermanuver dengan mengimbau perusahaan lokal untuk berhenti menggunakan chip Nvidia, dengan dalih membahayakan keamanan nasional. Perang geopolitik antara AS dan China cukup besar pengaruhnya terhadap bisnis Nvidia.

Setelah pertemuan dengan Xi Jinping, Trump mengatakan kepada awak media di Air Force One bahwa isu chip sempat didiskusikan. Namun, detailnya akan dibahas langsung antara pemerintah China dan Nvidia.

"China akan berbicara dengan Nvidia dan [perusahaan] lainnya terkait chip. Kami tak berbicara tentang Blackwell," kata Trump, dikutip dari Reuters, Kamis (30/10/2025).

"Saya mengatakan [kepada Xi Jinping] bahwa isu chip benar-benar antara Anda dan Nvidia, kami [pemerintah] hanya sebagai penengah," Trump menambahkan.

Sehari sebelumnya, Trump memuji Blackwell sebagai chip super canggih. Ia sempat mengungkap rencana untuk berbicara dengan Xi Jinping terkait chip tersebut. Komentar Trump membantu menggenjot saham Nvidia yang kemudian berhasil menjadikannya sebagai perusahaan pertama dengan kapitalisasi pasar US$5 triliun.

Isu chip menjadi salah satu biang kerok gesekan antara AS dan China selama ini. Dalam kebijakan yang masih berlaku, Washington melarang pengiriman chip tercanggih buatan Nvidia ke China, atas kekhawatiran bahwa China akan menggunakannya untuk memperkuat militernya.

Nvidia dilaporkan sedang mengembangkan chip baru yang dirancang khusus untuk China dan berbasis arsitektur Blackwell. Kabarnya, chip itu akan lebih tangguh ketimbang model H20 yang saat ini diizinkan dijual ke China, menurut beberapa sumber dalam.

Banyak perusahaan China yang dikatakan berminat dengan chip baru buatan Nvidia. Namun, pemerintah China malah meminta mereka membeli chip buatan manufaktur lokal seperti Huawei.

Jensen Huang pada awal pekan ini mengatakan Nvidia belum mendaftarkan lisensi untuk mengirip chip terbarunya ke China karena posisi yang diambil pemerintahan Xi Jinping saat ini.

"Mereka [pemerintah China] memiliki sikap tegas bahwa mereka tak mau Nvidia ada di sana saat ini," kata Jensen Huang.

Beberapa penegak hukum dari Partai Republik dan Demokrat juga mengekspresikan kekhawatiran mereka jika China mendapat akses ke chip-chip canggih buatan Nividia seperti Blackwell.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Plot Twist, Produk Kebanggaan China Ternyata Buatan AS

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|