Walau Harga Murah, Jangan Iseng Beli Saham Perusahaan Seperti Ini!

3 weeks ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Valuasi sering digunakan untuk menentukan apakah harga suatu saham wajar atau tidak, dengan harapan Anda bisa menjualnya saat nilai saham tersebut meningkat di masa depan. Dalam beberapa kasus, keuntungan yang dihasilkan bisa lebih dari 100%. Namun, penting untuk dipahami bahwa valuasi bukan satu-satunya faktor dalam analisis saham.

Harga saham di pasar sangat dipengaruhi oleh dinamika permintaan dan penawaran. Tidak semua saham dengan valuasi rendah layak untuk diinvestasikan. Ada kemungkinan saham yang terlihat murah, berdasarkan rasio price to earning (P/E) atau price to book value (PBV), ternyata memang tidak menarik bagi investor karena prospek bisnisnya yang kurang meyakinkan.

Membeli saham dengan valuasi rendah tanpa mempertimbangkan faktor lain bisa membuat Anda terjebak dalam situasi yang dikenal sebagai value trap, di mana saham yang dianggap murah ternyata tidak memberi keuntungan. Berikut beberapa tanda saham murah yang sebaiknya dihindari:

Perusahaan "Sunset"

Jika ada istilah sunrise industry untuk menggambarkan bisnis yang sedang tumbuh, maka sunset industry adalah kebalikannya. Ini merujuk pada perusahaan yang dulunya berjaya, tetapi kini kinerjanya terus menurun.

Biasanya, perusahaan di industri ini sulit berkembang, dan meskipun ada pertumbuhan, nilainya jauh di bawah rata-rata industri.

Investor sering kali enggan menanamkan uang di perusahaan seperti ini, yang akhirnya berdampak pada stagnasi atau penurunan harga saham.

Bukan market leader

Salah satu metode penting dalam menganalisis saham adalah dengan membandingkan kinerjanya dengan perusahaan pesaing di industri yang sama. Saham yang murah sering kali mencerminkan bahwa perusahaan tersebut kalah bersaing dan tidak memiliki posisi kuat di pasar.

Tanpa daya saing yang kuat, perusahaan semacam ini kemungkinan besar akan tertinggal, dan hal ini tercermin dalam harga sahamnya.

Fundamental buruk

Valuasi yang murah bisa menjadi jebakan jika fundamental perusahaan lemah. Perusahaan yang terus merugi tentu tidak menarik bagi investor karena kecil kemungkinan mereka akan menerima dividen, dan prospek masa depan perusahaan pun suram.

Saham yang murah bisa jadi pertanda bahwa perusahaan tersebut kehilangan pangsa pasar. Perusahaan yang tidak mampu mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya kemungkinan besar akan mengalami kesulitan dalam jangka panjang.

Kondisi ini membuat investor ragu untuk menanamkan modal lebih lanjut, yang akhirnya mempengaruhi harga saham.

Manajemen yang bermasalah

Kepemimpinan yang buruk bisa menjadi faktor utama mengapa saham perusahaan undervalued. Jika perusahaan dikelola oleh manajemen yang tidak kompeten atau gagal mengambil keputusan strategis yang tepat, maka perusahaan tersebut sulit berkembang. Investor tentu akan menghindari saham perusahaan yang tidak menunjukkan perbaikan manajemen.


(aak/aak)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kelas Cuan Goes To Campus "Kaya Sebelum Tua" di ITB

Next Article Gini Caranya Agar Gak Serakah & Serba Takut Saat Investasi Saham!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|