Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 10.000 pekerja/buruh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex menunda untuk menggelar aksi damai di Jakarta pada 14-15 Januari 2025. Ada sejumlah alasan yang membuat mereka akhirnya menunda aksi besar tersebut.
"Sebelumnya kami sudah berkoordinasi dengan Polda Metro dan Mabes terkait aksi tersebut namun hari kemarin pak Wamenaker datang ke Sritex dialog dengan 500-an buruh Sritex di hall yang intinya menyampaikan untuk mempercayakan ke pemerintah terkait permasalahan pailit Sritex ini dan akan mengupayakan kelangsungan usaha Sritex dan kelangsungan kerja karyawan," ungkap Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group Slamet Kaswanto kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/1/2025).
Slamet mengatakan bahwa pihaknya sangat menghormati respons pemerintah. Meski aksi ditunda, namun beberapa perwakilan pekerja Sritex akan terus menyuarakan aspirasinya ke DPR, MA, hingga Presiden Prabowo Subianto.
Foto: Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengadakan diskusi dengan serikat pekerja dan manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (8/1/2025). (Dok: Kemnaker)
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengadakan diskusi dengan serikat pekerja dan manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (8/1/2025). (Dok: Kemnaker)
"Kami menghormati respon dari pemerintah tersebut, tapi kami tetap akan menyampaikan aspirasi, perlindungan dan pertolongan kepada pemangku kebijakan yaitu presiden, DPR RI, MA dan lembaga kementerian lainnya, meskipun dengan perwakilan melalui audensi," sebutnya.
Slamet menegaskan aksi tersebut bukan batal tapi hanya ditunda. Buruh Sritex akan terus mengawal kebijakan apa yang akan dilakukan pemerintah merespons upaya penyelamatan pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara itu.
"Aksi kami tunda sebagai bentuk kepercayaan kami kepada Presiden Prabowo dan pemerintah yg katanya konsen penyelesaian permasalahan pailit sritex ini. Penundaan aksi ini bukan berarti batal, karena kami akan terus kawal proses ini sampai dengan ditetapkannya pelaksanaan going concern dan putusan PK di MA. Kami bisa datang lebih banyak lagi bersama keluarga buruh terdampak dan masyarakat UMKM sekitar pabrik," tutupnya.
(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini: