Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, wajar jika sesekali kita melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan. Dari kesalahan tersebut, kita bisa belajar untuk menjadi lebih bijak di masa depan.
Namun, ada tujuh kesalahan finansial yang sepertinya sulit untuk termaafkan dan harus Anda hindari.
Masalah-masalah ini bisa berujung pada jeratan utang hingga kegagalan finansial yang fatal, bahkan berpotensi menciptakan generasi sandwich baru. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan menghindari kesalahan ini sejak dini agar masa depan keuangan keluarga tetap aman.
Berikut tujuh kesalahan finansial yang dapat membahayakan masa depan keluarga Anda:
Pinjam duit tanpa sepengetahuan pasangan
Tanpa adanya perjanjian pisah harta, setiap utang yang diambil salah satu pasangan menjadi tanggung jawab bersama. Lebih buruk lagi, utang ini bisa diwariskan kepada ahli waris, baik itu pasangan maupun anak-anak.
Meminjam uang secara diam-diam, apalagi tanpa rencana pembayaran yang jelas, bisa menjadi sumber masalah besar.
Diam-diam menanggung biaya hidup orang tua atau saudara
Setelah menikah, pengeluaran otomatis meningkat dibandingkan saat masih lajang. Jika salah satu pasangan menanggung biaya hidup orang tua atau saudara kandung, hal ini perlu dibicarakan sejak awal.
Wajar jika pasangan merasa keberatan, karena ada banyak tujuan finansial yang ingin dicapai bersama setelah menikah.
Memberi pinjaman tanpa bunga kepada kerabat atau teman
Banyak cerita tentang uang yang dipinjam oleh saudara atau teman dan tidak pernah dikembalikan. Biasanya, kita enggan menagih karena merasa sungkan.
Jika hal ini terjadi dalam rumah tangga, tentu keuangan keluarga bisa terancam. Memiliki piutang yang sulit tertagih, terutama dalam jumlah besar, sama saja dengan kehilangan uang tersebut.
Tidak bisa menolak permintaan keluarga
Keluarga yang memiliki pemahaman finansial yang baik akan lebih mendukung Anda dalam mencapai tujuan keuangan.
Namun, jika keluarga cenderung konsumtif, Anda harus belajar untuk menolak pengeluaran yang tidak penting dan menjaga agar pengelolaan keuangan tetap pada jalurnya.
Beli asuransi untuk tujuan nabung dana pendidikan anak
Asuransi seharusnya berfungsi sebagai perlindungan keuangan, bukan sarana menabung. Salah kaprah dalam memahami produk asuransi, terutama karena promosi yang menyesatkan, bisa membuat Anda mengira asuransi pendidikan sama dengan tabungan.
Sebagai orang tua, Anda tetap perlu menabung secara rutin untuk masa depan pendidikan anak.
Tidak memiliki jaminan kesehatan
Biaya pengobatan bisa sangat mahal, dan penyakit bisa datang kapan saja tanpa peringatan. Jika Anda tidak memiliki BPJS Kesehatan atau asuransi kesehatan, biaya perawatan akan sepenuhnya ditanggung dari tabungan keluarga.
Ini bisa menguras keuangan, memaksa Anda berutang, atau bahkan menjual aset untuk menutupi biaya pengobatan.
Sudah nabung dana pendidikan anak, tapi uangnya dipakai trading
Uang pendidikan anak adalah prioritas yang harus dipersiapkan dengan baik. Trading, baik itu saham, forex, atau kripto, memiliki risiko tinggi dan membutuhkan modal. Menggunakan tabungan pendidikan untuk trading bisa sangat berbahaya jika mengalami kerugian.
Pastikan Anda hanya menggunakan uang yang tidak dialokasikan untuk kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan anak saat melakukan trading.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini dapat membantu Anda menjaga stabilitas keuangan keluarga dan memastikan masa depan yang lebih aman.
(aak/aak)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Simak! Strategi Bertahan di Tengah Ekonomi Sulit
Next Article Awas! Ini 5 Kesalahan Finansial Para Fresh Graduate yang Bikin Miskin