Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah Timur Tengah masih terus dialami ketegangan baru. Meski Israel telah berdamai dengan Hizbullah Lebanon, Negeri Yahudi itu masih terus menyerbu Gaza, Palestina, untuk memusnahkan milisi bersenjata Hamas.
Di front lain, muncul perang baru di Suriah. Perang ini dikobarkan oleh Kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berhasil menguasai kota Aleppo dari Pemerintah Suriah.
Berikut perkembangan dua peperangan tersebut dikutip dari beberapa sumber, Selasa (3/12/2024):
1. Nasib Perdamaian Israel-Hamas
Perdamaian masih terus diupayakan antara keduanya. Pada Minggu (1/12/2024), sumber Hamas dan Israel mengatakan Hamas telah datang ke Kairo, Mesir, dalam upaya gencatan senjata baru di Gaza. Diketahui, Mesir merupakan salah satu pihak yang vokal menyuarakan perdamaian di daerah Palestina itu.
"Para pemimpin Hamas mengadakan pembicaraan dengan pejabat keamanan Mesir pada hari Minggu dalam upaya baru untuk gencatan senjata dalam perang Gaza," kata dua sumber Hamas kepada Reuters.
"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan pembicaraan keamanan mengenai masalah tersebut," timpal dua sumber Israel.
Kunjungan Hamas ke Kairo adalah yang pertama sejak Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan menghidupkan kembali upaya bekerja sama dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza. Kesepakatan juga akan mencakup hal-hal terkait sandera Israel di Gaza.
Sejauh ini, dalam sejumlah putaran negosiasi selama setahun terakhir, Hamas bersikeras bahwa kesepakatan apa pun harus diakhiri dengan Israel yang mengakhiri perang. Di sisi lain, Israel mengatakan perang akan berakhir ketika Hamas tidak lagi memerintah Gaza atau menjadi ancaman bagi Israel.
2. PBB Teriak soal Gaza
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Antonio Guterres memperingatkan bahwa kondisi yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza dapat menjadi "kejahatan internasional yang paling serius".
Dalam pernyataannya, Sekjen PBB itu mendesak masyarakat internasional untuk membangun fondasi bagi perdamaian yang berkelanjutan di Gaza dan di seluruh Timur Tengah. Pasalnya, saat ini warga Gaza sangat menderita.
"Malnutrisi merajalela... Kelaparan sudah di depan mata. Sementara itu, sistem kesehatan telah runtuh," katanya.
"Daerah kantong yang terkepung itu sekarang memiliki jumlah anak yang diamputasi per kapita tertinggi di dunia dengan banyak yang kehilangan anggota tubuh dan menjalani operasi bahkan tanpa anestesi," tambah kepala PBB tersebut.
3. Maskapai Dunia Tahan Penerbangan ke Israel
Raksasa penerbangan Jerman, Lufthansa, dan semua maskapai anak perusahaannya seperti Swissair dan Austrian Airlines memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv hingga 31 Januari.
4. Kapten Israel Tewas
Militer Israel mengatakan seorang komandan tanknya, Omer Maxim Neutra, tewas di tangan militan Palestina, Senin (2/12/2024).
Dalam sebuah pernyataan, Neutra dilaporkan adalah seorang "prajurit tunggal dari New York" yang pernah bertugas sebagai komandan peleton tank di Batalyon ke-77 Brigade Lapis Baja ke-7. Dikatakan bahwa ia diculik oleh kelompok Palestina.
Menurut media nasional Israel, ia terbunuh pada 7 Oktober 2023, dan jasadnya dibawa ke Gaza. Meski begitu, Times of Israel mengatakan bahwa Neutra dinyatakan meninggal sesuai dengan informasi intelijen baru.
5. Korban Tewas Gaza
Setidaknya 44.466 orang tewas dan 105.358 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan daerah kantong itu.
"Dari jumlah tersebut, 37 warga Palestina tewas dan 108 orang terluka dalam periode pelaporan 24 jam terakhir," tambah kementerian itu.
6. Ada Perang Baru, Rusia Turun Tangan
Jet Rusia menyerang kota Idlib, Suriah, Minggu waktu setempat. Ini merupakan hari kedua, negara Presiden Vladimir Putin, terlibat serangan intensif di negeri Presiden Bashar al-Assad.
Dilaporkan CNBC International, kota di Suriah utara tersebut telah dikuasai pemberontak. Para pemberontak adalah koalisi kelompok bersenjata sekuler arus utama yang didukung Turki bersama dengan Hyat Tahrir al Sham (HTS), kelompok Islamis yang merupakan kekuatan militer oposisi yang paling tangguh.
"Serangan bertujuan untuk memukul mundur pemberontak yang telah menyerbu kota Aleppo," kata sumber.
Warga mengatakan salah satu serangan menghantam daerah pemukiman padat di dekat perbatasan Turki. Setidaknya empat orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Serangan itu juga diikuti tentara Suriah. Mereka mengatakan tentara menargetkan tempat persembunyian kelompok pemberontak dan membantah menyerang warga sipil.
7. Mengenal Hayat Tahrir al Sham (HTS), pengobar perang Suriah
Kelompok HTS sendiri yang memiliki sejarah panjang dan terlibat dalam konflik Suriah. Berikut profilnya, seperti dilansir BBC International, Senin (2/12/2024).
HTS didirikan dengan nama lain, Jabhat al-Nusra, pada tahun 2011 sebagai afiliasi langsung Al Qaeda. Pemimpin kelompok yang menamakan diri Negara Islam (IS), Abu Bakr al-Baghdadi, juga terlibat dalam pembentukannya.
Kelompok ini dianggap sebagai salah satu kelompok yang paling efektif dan mematikan yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Namun, ideologi jihadisnya tampaknya menjadi kekuatan pendorongnya, bukan semangat revolusionernya - dan pada saat itu kelompok ini dianggap berseberangan dengan koalisi pemberontak utama di bawah bendera Free Syria.
Pada 2016, pemimpin kelompok tersebut, Abu Mohammed al-Jawlani, secara terbuka memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda, membubarkan Jabhat al-Nusra, dan mendirikan organisasi baru, yang mengambil nama Hayat Tahrir al-Sham ketika bergabung dengan beberapa kelompok serupa lainnya setahun kemudian.
8. Pejuang Irak Bergerak
Ratusan pejuang dukungan Iran dari Irak melintasi perbatasan Suriah pada Senin (2/12/2024) untuk mendukung pasukan pemerintah melawan pemberontak yang berhasil merebut Aleppo pekan lalu.
Setidaknya 300 pejuang, terutama dari kelompok Badr dan Nujabaa di Irak, dilaporkan melintasi perbatasan menggunakan jalur darat untuk menghindari pos perbatasan resmi. Menurut sumber keamanan Irak, mereka dikirim untuk "melindungi tempat suci Syiah."
Sumber militer Suriah menyebutkan bahwa para pejuang ini dikirim dalam kelompok kecil untuk menghindari serangan udara. "Ini adalah pasukan baru yang dikirim untuk membantu rekan-rekan kami di garis depan utara," katanya.
Namun, Pemimpin Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak, yang membawahi kelompok milisi besar Syiah, menyangkal bahwa mereka mengirimkan pejuang ke Suriah.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Suriah Memanas! Pasukan Pemerintah Serang Oposisi, 12 Tewas
Next Article Awas Perang Baru di Arab, Pangkalan Militer AS Diserang Roket