Jakarta, CNBC Indonesia - Bayangan resesi di Amerika Serikat (AS) semakin nyata. Hal ini setidaknya terlihat dari sejumlah survei selama Maret 2025.
Terbaru, survei triwulanan CNBC CFO Council, mengatakan sekitar 60% eksekutif memperkirakan resesi AS akan terjadi pada paruh kedua tahun ini. Sementara sisanya, 15%, mengatakan resesi akan terjadi di 2026.
"Banyak eksekutif ... merasa khawatir tentang prospek perang dagang dan Gedung Putih yang memberikan indikasi bahwa secara ideologis ada perubahan besar dalam kebijakan ekonomi global," tulis laman CNBC International, dikutip Rabu (26/3/2025).
"Pesan yang berubah-ubah dari Presiden (Donald) Trump yang terus menambah kebingungan pada proses perencanaan tarif tidak membantu."
Para CFO mengatakan mereka sulit melakukan navigasi perusahaan secara efektif. Rata-rata mengatakan "ekstrem", "mengganggu", dan "agresif".
"Perjalanan liar," tegas beberapa CFO. Perlu diketahui, survei Dewan CFO merupakan contoh pandangan dari kepala keuangan di berbagai organisasi besar di berbagai sektor ekonomi AS. Setidaknya ada 20 responden yang disertakan dalam survei Q1 yang dilakukan antara 10 Maret dan 21 Maret.
Kebijakan Perdagangan Trump Alasan Utara Kemerosotan
Kebijakan perdagangan AS merupakan alasan utama untuk kasus dasar kemerosotan ekonomi baru. Kebijakan ini sekarang disebut sebagai risiko bisnis eksternal teratas oleh para CFO, sebesar 30%.
Ini kemudian diikuti oleh risiko terkait seperti inflasi (25%) dan permintaan konsumen (20%). Angka ini pun merujuk data terbaru tentang keyakinan konsumen terhadap pendapatan, bisnis, dan prospek pekerjaan di AS, yang mencapai titik terendah dalam 12 tahun.
"Inflasi yang bangkit kembali," kata sekitar 90% CFO merujuk tarif.
Setengah dari CFO AS mengatakan bahwa target inflasi bank sentral, Federal Reserve (The Fed), 2%, tidak akan tercapai. Ramalan ini berlaku setidaknya hingga paruh kedua tahun 2026 atau 2027.
Tidak Tahu Sektor yang Baik
Sementara itu, tahun ini para CFO juga mengaku tidak tahu soal sektor mana yang akan baik atau mengalami pertumbuhan terbaik tahun ini. Ini berbeda dengan biasanya, di mana para CFO biasanya memilih teknologi, perawatan kesehatan, atau energi.
"Saya merasa pemerintahan saat ini sedang melihat sejauh mana mereka dapat mendorong sebelum terjadi sesuatu yang buruk. Saya berharap setelah 100 hari pertama keadaan akan membaik," kata seorang CFO, diwawancarai laman yang sama.
"Kekacauan total, tanpa strategi akhir," tambah CFO lainnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini: