Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyebutkan bahwa program digitalisasi yang dilakukan oleh perusahaan selama beberapa tahun terakhir ini sukses membawa kinerja keuangan perusahaan makin apik.
Terbukti, selama tiga tahun berturut-turut perseroan mencatatkan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah. Pada 2021, PLN membukukan laba bersih sebesar Rp 13,2 triliun, lalu naik lagi pada 2022 menjadi sebesar Rp 14,4 triliun, dan pada 2023 kembali mencatatkan laba bersih tertinggi, mencapai sebesar Rp 22,1 triliun.
Darmawan mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong digitalisasi pada sistem operasi dan layanan PLN. Salah satunya, dia mengatakan pihaknya mengubah sistem pembayaran yang sebelumnya manual, berubah menjadi terdigitalisasi.
"Jadi, ada digitalisasi pembangkit, digitalisasi dari kontrol sistem kami, digitalisasi dari transmisi, distribusi, dan lain-lain, digitalisasi dari sistem keuangan, digitalisasi sistem pengadaan, digitalisasi sistem planning kami, dan lain-lain," jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Darmawan menjelaskan, sistem digitalisasi yang dilakukan perusahaan juga membantu pihaknya dalam memonitor pekerjaan di lapangan. Bahkan, dia menilai sistem digitalisasi juga membantu meningkatkan pelayanan untuk pelanggan.
"Nah kemudian juga kelihatan sekali, sebelum adanya digitalisasi pelayanan pelanggan, maka durasi gangguan itu dulu hampir 20 menit. Tetapi begitu petugas kami ini sebenarnya jumlahnya tidak menambah, bahkan jumlahnya menurun, karena ada yang pensiun tidak kami tambah. Tapi kami optimalkan, tetapi durasi gangguan yang dulu sekitar 20 menit, saat ini sudah bisa diturunkan menjadi hanya 4 menit saja," imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, sistem digitalisasi melalui aplikasi PLN Mobile, salah satunya bisa dimanfaatkan untuk menampung komplain dari pelanggan agar bisa segera ditangani.
"Ini adalah persembahan kami bagi rakyat Indonesia, bagaimana kami bisa melayani dengan lebih baik lagi. Dan PLN Mobile ini mendapatkan apresiasi sebagai aplikasi digital nomor satu di Asia Tenggara untuk program kelistrikan," tambahnya.
Lebih lanjut, Darmawan juga menyebutkan bahwa sistem digitalisasi merambah pada penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Darmawan mengatakan, saat ini dengan PLN Mobile, masyarakat bisa mengetahui di mana saja SPKLU terdekat untuk diakses.
"Kemudian di sini kami juga membangun ekosistem kendaraan listrik, karena dulu PLN tidak ada hubungan dengan sektor transportasi, tetapi dengan adanya pergeseran, dengan adanya mobil listrik, kami membangun ekosistem namanya Electric Vehicle Digital Services dan ini kita masukkan juga ke PLN Mobile," tandasnya.
Dia pun menyebut, berkat semakin kuatnya kondisi keuangan perseroan, PLN berhasil menurunkan jumlah utang yang juga berdampak pada kemampuan kas yang dinilai semakin kuat.
"Transformasi selama lima tahun ini semakin memperkuat juga sustainability and strength dari financial strength of PT PLN Persero, dan ini terlihat sekali bahwa net income atau net profit kami meningkat dari tahun ke tahun," kata Darmawan.
Seperti diketahui, perusahaan setrum pelat merah ini berhasil membukukan laba bersih yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2020 laba perusahaan tercatat sebesar Rp 5,9 triliun. Lalu pada 2021 meningkat menjadi sebesar Rp 13,2 triliun, kemudian naik lagi pada 2022 menjadi sebesar Rp 14,4 triliun, dan pada 2023 akhirnya laba bersih perseroan tercatat mencapai Rp 22,1 triliun, tertinggi sepanjang masa.
"Dan kenapa ini penting? Karena kami tidak mungkin bisa menjalankan tugas dari negara, dari pemerintah, apabila kondisi keuangan kami dalam kondisi yang ringkih dan rapuh. Maka, ini adalah pondasi agar kami bisa menjalankan tugas dari pemerintah dan dari negara," imbuhnya.
Darmawan menyebutkan, capaian laba bersih perusahaan pada tahun 2023 terhitung melonjak 1,5 kali lipat dibandingkan dengan perolehan laba bersih perusahaan pada 2022.
Hal itu, lanjut Darmawan, menjadi hat-trick bagi perusahaan dalam mencetak rekor capaian laba bersih perusahaan yang meningkat selama tiga tahun berturut-turut.
"Penjualan listrik kami sehat dan utang kami berhasil diturunkan drastis," tambahnya.
Apalagi, Darmawan mengatakan capaian laba perusahaan yang meningkat selama 3 tahun berturut-turut tersebut bisa dicapai oleh perusahaan di tengah kondisi keadaan ekonomi makro yang tidak kondusif.
"Di tengah volatilitas kurs dan keadaan makro ekonomi yang tidak kondusif, PLN berhasil meningkatkan penjualan, laba bersih, dan sekaligus menurunkan utang," tandasnya.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PLN & Strategi Pertumbuhan Ekonomi Melalui Swasembada Energi
Next Article PLN Sukses Kerek Penjualan Listrik Semester I 2024, Tumbuh 7,54%