BI Kembali Tahan Suku Bunga, IHSG Berakhir di Zona Merah

1 month ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup merana pada perdagangan Rabu (20/11/2024), meski Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuannya kali ini.

IHSG ditutup melemah 0,21% ke posisi 7.180,33. IHSG masih berada di level psikologis 7.100, setelah sempat pulih ke level psikologis 7.200 di awal sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 8,6 triliun dengan melibatkan 19 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 250 saham terapresiasi, 310 saham terdepresiasi, dan 229 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling parah koreksinya dan juga menjadi penekan (laggard) IHSG pada akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 1,43%.

Sementara dari sisi saham, emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan emiten perbankan Himbara raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG yakni masing-masing mencapai 11,5, 4,6, dan 4,4 indeks poin.

IHSG kembali merana meski BI kembali menahan suku bunga acuannya kali ini. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kali ini, sepakat bahwa suku bunga acuan atau BI Rate kembali ditahan pada level 6%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI rate 6%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (20/11/2024).

Selain itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility turun menjadi 5,25%, sementara suku bunga Lending Facility diturunkan menjadi 6,75%.

Sebelumnya, konsensus CNBC Indonesia, yang melibatkan 17 lembaga atau institusi, menunjukkan mayoritas memprediksi bahwa BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%. Namun, delapan lembaga lainnya memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga pada level 6%.

Perry Warjiyo juga menyampaikan optimisme terhadap perekonomian nasional, yang diperkirakan tetap tumbuh signifikan hingga akhir tahun.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal III-2024 yang mencapai 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Di sisi lain, investasi diproyeksikan terus meningkat, didukung oleh belanja modal perusahaan serta peningkatan volume produksi dan pemesanan. "Secara keseluruhan tahun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 berada pada kisaran 4,7-5,5%," tutup Perry.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IPO Jumbo-Musim Dividen, Pendongkrak Transaksi BEI Akhir Tahun

Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|