Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah bom mobil meledak pada Senin (3/2/2025) di kota Manbij, Suriah utara, menewaskan 15 orang, sebagian besar di antaranya adalah pekerja perempuan di sektor pertanian.
Serangan ini terjadi di tengah pertempuran antara pasukan Kurdi dan kelompok-kelompok yang didukung oleh Turki. Media pemerintah Suriah, SANA, melaporkan bahwa ledakan tersebut terjadi di dekat kendaraan yang mengangkut pekerja pertanian, menyebabkan "pembantaian" di jalan setempat.
Menurut SANA, yang mengutip keterangan dari tim penyelamat White Helmets, ledakan bom mobil tersebut menewaskan 14 perempuan dan satu laki-laki. Serangan ini juga melukai 15 perempuan, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
SANA menambahkan bahwa jumlah korban mungkin akan bertambah. Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Ini adalah serangan kedua dalam beberapa hari terakhir di Suriah yang dilanda perang. Sebelumnya, pada Sabtu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa sembilan orang, termasuk sejumlah pejuang yang didukung Turki, tewas dalam ledakan bom mobil di dekat posisi militer di Manbij.
Sebelumnya, pasukan yang didukung Turki di utara Suriah melancarkan serangan terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan didukung AS pada November lalu. Mereka berhasil merebut beberapa wilayah yang dikuasai Kurdi di utara, meskipun AS berupaya menjadi penengah gencatan senjata.
Dengan dukungan AS, SDF memimpin kampanye militer yang berhasil mengusir kelompok jihadis Negara Islam (ISIS) dari Suriah pada 2019.
Namun, Turki menuduh komponen utama SDF, yaitu Unit Perlindungan Rakyat (YPG), memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki dan AS. PKK telah melakukan pemberontakan selama beberapa dekade di wilayah Turki.
Pemerintah Suriah yang baru, setelah jatuhnya rezim otokratis Bashar al-Assad pada Desember lalu, menyerukan agar SDF menyerahkan senjata mereka dan menolak segala bentuk tuntutan otonomi Kurdi.
Assad, yang memerintah Suriah dengan tangan besi, melakukan tindakan keras berdarah terhadap protes anti-pemerintah pada 2011, memicu perang yang telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan mengakibatkan jutaan lainnya mengungsi.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini: