Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana mengimpor 1 juta ekor sapi perah dan 1 juta ekor sapi indukan untuk mendongkrak produksi di dalam negeri, sehingga ke depan RI tidak lagi mengandalkan impor daging dan susu sapi. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah mulai dilaksanakan sejak Senin (6/1/2025).
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebelumnya pada Oktober 2024 lalu mengungkapkan, pihaknya telah mengantongi janji atau komitmen dari 112 perusahaan yang akan mendatangkan sapi impor untuk kebutuhan susu dan daging sapi di program MBG.
Menurutnya, meski masih dalam bentuk komitmen yang diikat dalam Memorandum of Understanding (MoU), memastikan perusahaan-perusahaan yang sudah berkomitmen mendatangkan sapi impor itu menepati janjinya. Dari komitmen yang ada itu, kata Sudaryono, setidaknya sudah ada 2 juta ekor sapi yang rencananya akan diimpor oleh perusahaan-perusahaan itu, terdiri dari 1,3 juta ton sapi perah, dan sisanya 700 ribu ekor sapi pedaging.
Lalu bagaimana perkembangannya?
Saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, Selasa (7/1/2025), Wamentan Sudaryono mengatakan, hampir seluruh komponen makan bergizi gratis, seperti cabai, bawang, sayur, ayam, telur, daging, dan susu, menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian (Kementan).
Hanya saja, imbuh dia, saat ini ketersediaan nasional untuk kebutuhan daging sapi dan susu masih relatif kurang. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah membuka peluang investasi sebesar-besarnya di sektor peternakan sapi.
"Makan bergizi gratis dari semua menu yang kita makan selain ikan dan garam domainnya dari Kementan, mulai dari cabainya, bawangnya, sayurnya, ayamnya, telurnya termasuk daging sapi dan susu yang masih kurang. Untuk itu kita membuka ruang investasi bagi siapapun yang mau mendatangkan sapi hidup," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (8/1/2025).
Untuk itu, Sudaryono mendorong para pengusaha ternak sapi di Indonesia untuk segera mendatangkan sapi indukan dari luar negeri.
"Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menargetkan mendatangkan 200.000 ekor sapi perah dan 200.000 ekor sapi pedaging pada tahun 2025. Dalam lima tahun ke depan, target total indukan sapi yang akan diimpor mencapai sekitar 2 juta ekor, dengan 1 juta ekor di antaranya diperuntukkan sebagai sapi perah," tambah Sudaryono.
"Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan pangan bergizi nasional, terutama dalam mendukung program makan bergizi gratis yang dijalankan pemerintah. Untuk memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi masyarakat, peran sektor peternakan sangat penting, khususnya dalam menyediakan daging dan susu," tukasnya.
Sapi indukan impor tersebut kemudian akan dikembangbiakkan di dalam negeri. Dengan begitu, akan menambah populasi sapi di Tanah Air, sehingga bertahap diharapkan bisa mencapai swasembada daging sapi.
"Kita ingin pengusaha mendatangkan sapi hidup untuk dibudidaya di sini, sehingga kita mampu memenuhi kebutuhan nasional utamanya untuk pemenuhan makan bergizi gratis. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah membuka peluang investasi sebesar-besarnya di sektor peternakan sapi," ucapnya.
"Sapi indukan ini nantinya akan disalurkan ke kelompok-kelompok peternak sapi perah di seluruh Indonesia. Pemerintah tidak langsung mengimpor sapi, tetapi membuka ruang bagi investor untuk mendatangkan sapi indukan dan memperbanyak jumlahnya di dalam negeri. Dengan hadirnya investasi di sektor peternakan sapi, diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia, terutama dalam menyediakan pasokan pangan yang bergizi bagi masyarakat," pungkas Sudaryono.
(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Miris! 200 Ton Susu Peternak Sapi Perah Terbuang Setiap Hari
Next Article RI Impor 1 Juta Sapi untuk Makan Bergizi Gratis, Peternak Buka Suara