Demi Pertumbuhan Ekonomi 8%, Konsumsi Listrik RI Dikerek Jadi Segini..

3 months ago 27

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan konsumsi listrik nasional hingga mencapai 6.300 kilo Watt hour (kWh) per kapita. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya kedaulatan energi sebagai pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Adapun, di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), pemerintah telah menetapkan strategi untuk meningkatkan konsumsi listrik per kapita.

Bahlil membeberkan, angka konsumsi listrik nasional tidak akan mencukupi jika hanya dipatok di level 5.000 hingga 5.300 kWh per kapita. Pasalnya, angka tersebut hanya cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di bawah 6%.

"Dalam RUPTL kita sudah dorong, sekarang konsumsi per kapita kita akan kita dorong sampai dengan 6.300. Kalau hanya 5.000 dengan 5.300 itu pertumbuhan ekonominya di bawah 6 persen. Kita akan dorong sampai dengan 6.000 lebih, agar itu ketika terjadi pertumbuhan ekonomi kita tidak mengalami krisis energi," kata Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII, Senin (2/12/2024).

Sebelumnya, Kementerian ESDM memprediksi beberapa wilayah di Indonesia dalam 2 tahun ke depan akan mengalami kekurangan pasokan listrik. Hal tersebut menyusul dengan ekonomi yang mulai bertumbuh.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan setelah pandemi Covid usai, permintaan akan pasokan listrik di beberapa wilayah mulai menggeliat. Misalnya di wilayah Sulawesi dan Kalimantan.

"Kita rasakan setelah covid, industri mulai bergerak, pemakaian listrik tumbuh. Bahkan kita prediksi 2 tahun lagi Sulawesi sebagian Kalimantan defisit listrik," kata Eniya dalam acara Green Economic Forum 2024, Rabu (29/5/2024).

Sementara itu, untuk wilayah Jawa-Bali dalam tiga tahun ke depan sudah menunjukkan lampu kuning. Ini dapat terlihat dari aktivitas industri yang mulai tumbuh dan membuat pemakaian listrik terkerek naik.

"Terlihat pertumbuhan industri naik, dan konsumsi listrik kita kebanyakan dipakai untuk konsumtif, hanya isi daya HP, ini mulai shifting untuk produksi. Jadi dia buat industri manufaktur misalnya katering, bukan menggunakan gas tapi listrik," kata dia.

Menurut Eniya konsumsi listrik Indonesia saat ini per tahun rata-rata berkisar di angka 1.000 kWh per kapita. Sementara konsumsi listrik negara maju bisa tujuh kali lipat dari Indonesia.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PLN & Strategi Pertumbuhan Ekonomi Melalui Swasembada Energi

Next Article Bos PLN Blak-blakan Ungkap Cara Salurkan Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|