Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi XII DPR mengapresiasi kinerja Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, khususnya soal konsolidasi pengelolaan aset sub holding pasca restrukturisasi.
Anggota Komisi XII DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Ramson Siagian mengatakan, bahwa dalam satu setengah tahun ini MIND ID berhasil mengkonsolidasikan anak perusahaan seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS) hingga PT Freeport Indonesia (PTFI dan juga PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
"Saya menghargai dalam satu tengah tahun ini bisa mengkonsolidasikan dengan baik. Dengan aset yang terkonsoilidir, sehingga bisa dapat lebih mudah mendapatkan pinjaman yang kompetitif bukan konsumtif untuk pengembangan bisnis yang sesuai dengan arahan pemerintah," ungkap Ramson dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rabu (4/12/2024).
Salah satu yang diapresiasi adalah berjalannya proyek-proyek hilirisasi anak-anak usaha MIND ID. Seperti contoh misalnya mengutip bahan paparan MIND ID, pada tahun 2024 ini terdapat beberapa proyek hilirisasi yang sudah berjalan, diantaranya:
Pertama, Proyek smelter tembaga & PMR yang dioperasikan oleh Freeport Indonesia. Kedua, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 Mempawah di Kalimantan Barat (Kalbar) yang dijalankan oleh Antam dan Inalum. Ketiga, Proyek Dragon (EV Battery - Upstream) oleh Antam dan Keempat, Proyek PLTU Sumsel 8 di Tanjung Enim, Sumatera Selatan oleh PTBA.
"Salah satu hilirisasi, seperti tadi kita sampaikan bahwa tahapan hilirisasi versinya sampai ke bahan baku industri, memang untuk masuk ke industri itu menjadi kebijakan nasional bukan operator yang menentukan, tapi dengan waktu satu tahun kita cukup apresiasi bagaimana Pak Dirut (Dirut MIND ID-Hendi Prio Santoso) bisa mengkonsolidasikan ini," ungkap Ramson.
Tak cuma hilirisasi, peningkatan aset juga menjadi sorotan dari Ramson, ia bilang, terjadi peningkatan aset yang luar biasa untuk mempermudah MIND ID mendapatkan pinjaman.
Dirut MIND ID, Hendi Prio Santoso menyampaikan, pihaknya sudah melakukan benchmark dalam melakukan transisi supaya bisa selaras dengan global mining company dari sisi pengelolaan grup dan portfolio anak usaha.
"Kami juga merumuskan dan mereview dan menyetujui semua program kerja anak usaha kami. Jadi kita lebih aware kita juga melakukan kegiatan review setiap bulan ada rapat monitoring dan evaluasi setiap anggota.
Hendi menyampaikan, program prioritas holding untuk 2025 diantaranya menyelesaikan integrasi hulu hilir diantaranya: SGAR Fase 1 berkapasitas 1 Juta ton Alumina target COD Q1-2025 & SGAR Fase 2 kapasitas 1 juta ton dengan target Final Investment Decision (FID). Proyek ini dibangun oleh Antam dan Inalum.
Kemudian, pembangunan RKEF FHT - Proyek Dragion dengan kapasitas 88 ktNi yang ditargetkan bisa mulai EPC dan pembangunan HPAL Proyek Dragon. Proyek ini dibangun oleh Antam.
Antam juga ditargetkan membangun smelter aluminium terbaru berkapasitas 600 ribu ton.
Lalu, penuntasan proyek smelter tembaga dan PMR milik Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Di mana, ditargetkan pada akhir kuartal III-2025 ini mulai operasi & rump up produksi.
Tak hanya itu, PTBA sedang mengembangkan angkutan batu bara TE - Keramasan berkapasitas 20 juta ton. Adapun saat ini target EPC-nya mencapai 60%.
"Total anggarannya Rp 20,6 triliun. Jadi mohon dukungan dan supportnya," ungkap Hendi.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Penerimaan Loyo, DPR Khawatir Target Pajak 2024 Tak Tercapai
Next Article Dari Buruh Sampai Komika Gruduk DPR Tolak RUU Pilkada