Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) senantiasa berkomitmen untuk mendorong pembangunan infrastruktur yang mendukung ketahanan pangan di Tanah Air. Hal ini mengingat, infrastruktur memegang peranan penting dalam mendukung pencapaian Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Untuk diketahui, guna mendukung visi misi tersebut, Kementerian PU pun telah menyusun program Quick Wins pembangunan infrastruktur yang meliputi ketahanan pangan. Dalam hal ini, Kementerian PU mendukung ketahanan pangan, melalui pembangunan bendungan serta pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi.
Selain itu, Kementerian PU juga mendukung pembangunan jalan dan jembatan untuk mendukung konektivitas menuju sentra pangan, termasuk Food Estate di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Merauke-Papua Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan, pihaknya terus berupaya mendorong swasembada pangan. Hal itu diwujudkan dengan menggencarkan Program Padat Karya Tunai (PKT) melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang dilaksanakan oleh Kementerian PU.
"Irigasi memainkan peran krusial dalam upaya menuju swasembada pangan. Kami berfokus pada irigasi primer, sekunder, dan tersier. Dengan begitu, Insya Allah swasembada pangan akan lebih cepat tercapai," ujar dia beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, program ini terus bergulir guna mendukung Asta Cita program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto-Wakil Gibran Rakabuming Raka. Pada tahun 2024, pelaksanaan P3-TGAI menjangkau 12.000 lokasi dengan target menyerap tenaga kerja sebanyak 209.854 orang.
Di sisi lain, Dody menyebutkan, pihaknya akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA), seperti bendungan dan jaringan irigasi dalam rangka mendukung program swasembada pangan. Keberadaan bendungan akan diikuti dengan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang diharapkan dapat secara langsung mengairi lahan pertanian masyarakat sehingga meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
"Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mendukung target swasembada pangan dan oleh karenanya, terus kita lanjutkan. Kita bisa lihat misalkan dari bendungan, bendung, lalu masuk ke irigasi primer, sekunder dan tersier hingga langsung ke sawah-sawah," ungkap Dody.
Senada, Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti mengatakan, pemerintah menargetkan swasembada pangan tahun 2028. Dengan begitu, indeks ketahanan air Indonesia diharapkan bisa mencapai 200 m3/kapita/tahun dengan sebaran yang merata di seluruh Indonesia.
"Pembangunan bendungan yang merata sangat penting untuk optimalisasi penyediaan air irigasi guna mendukung swasembada pangan, energi baru terbarukan, dan pemenuhan kebutuhan air baku untuk ketahanan air," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU Bob Arthur Lombogia menjelaskan, kegiatan padat karya di bidang SDA ini berupa peningkatan saluran irigasi tersier, dimana saluran yang semula dari alam/tanah dibangun menjadi saluran dengan pasangan batu/lining yang tentunya melibatkan petani atau penduduk setempat dalam pelaksanaan pembangunannya.
"Petani pekerja diberikan upah harian atau mingguan, sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa," ujarnya.
Dia melanjutkan, kegiatan P3-TGAI dilaksanakan dalam 3 tahap dengan alokasi anggaran sebesar Rp2,7 triliun. Berdasarkan data e-monitoring tanggal 12 November 2024, capaian pekerjaan fisik P3-TGAI untuk Tahap I dan II tercatat sebesar 93,40%. Kemudian, untuk Tahap III progres konstruksinya telah mencapai 36,50 % dan direncanakan akan rampung pada minggu ke-3 Desember 2024.
Sebagai pengingat, ada satu provinsi yang telah selesai pengerjaan untuk P3-TGAI tahun 2024 adalah Kalimantan Selatan dengan menyerap 825 tenaga kerja atau setara 37.125 Hari Orang Kerja (HOK). Pelaksanaan program P3-TGAI ini di bawah kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III terdapat sebanyak 55 lokasi yang tersebar di Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.
Tak ketinggalan, dalam upaya mencapai target swasembada pangan, pada tahun 2025 Kementerian PU dan Kementerian Pertanian (Kementan) bakal berkolaborasi secara intensif melalui suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan luas lahan sawah dan produktivitas pertanian. Program ini memadukan strategi intensifikasi (Quick Wins) dan ekstensifikasi yang diharapkan dapat menambah luas tanam untuk mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional.
Menurut Dody, setidaknya terdapat beberapa titik yang akan menjadi fokus utama yang tersebar di 12 provinsi. Ia pun berkomitmen dalam mendukung program-program pertanian, utamanya dari sisi ketersediaan air, sebagai upaya mencapai swasembada pangan.
"Insya Allah, dalam minggu depan kami akan mulai bergerak ke lapangan sesuai koordinasi dengan Menteri Pertanian. Ada 12 provinsi yang akan difokuskan untuk mencapai target ini," ujar Menteri Dody.
Dia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua strategi utama antara lain ekstensifikasi dan intensifikasi. Strategi intensifikasi dengan mengembangkan 1 juta ha lahan mencakup peningkatan luas tanam di daerah irigasi yang telah diverifikasi oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Balai Wilayah Sungai (BWS), guna meningkatkan luas tanam melalui optimalisasi IP seluas 483.563 ha, irigasi bendungan (irigasi premium) seluas 231.710 ha (peningkatan keandalan air irigasi untuk meningkatkan IP) di area strategis, seperti Bendungan Karian di Banten, Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Karalloe di Sulawesi Selatan, dan Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat.
Lalu, irigasi yang direhabilitasi (TA 2024) 251.853 ha diantaranya ada daerah irigasi kewenangan pusat dengan 187.973 ha terdapat penambahan luas tanam seluas 74.778 ha (40%), daerah irigasi kewenangan Kabupaten/Kota melalui dana alokasi khusus (DAK) seluas 107.437 ha, terdapat penambahan luas tanam seluas 42.975 ha (40%), daerah irigasi Desa/Masyarakat melalui P3-TGAI sebanyak 447.000 ha, terdapat penambahan luas tanam seluas 134.100 ha (30%).
Sementara itu, strategi ekstensifikasi bertujuan mencetak sawah baru seluas 1,3 juta hektar, yang terdiri dari 99.760 hektar lahan di daerah irigasi yang sudah selesai dibangun dan pembangunan jaringan irigasi baru (selesai 2024), rehabilitasi jaringan irigasi (selesai 2024), pencetakan sawah 5.956 ha (perlu dibangun jaringan irigasi sehingga irigasi potensial menjadi fungsional).
Untuk itu, program swasembada pangan 2025 ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan yang ada serta memperluas cakupan sawah untuk mendukung target swasembada pangan di tahun 2025.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kerja Sama Uni Eropa-RI Dukung Ketahanan Pangan Global
Next Article Pembangunan Terhambat, Basuki Ungkap IKN Diguyur Hujan dan Macet Total