Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kebutuhan pokok rumah tangga termasuk makanan dan minuman dapat naik hingga 20% pada 2025. Hal ini disampaikan oleh studi yang dilakukan Chartered Institute of Procurement and Supply (CIPS), Selasa (7/1/2025).
Dalam risetnya, CIPS mengatakan hal ini disebabkan ketidakstabilan geopolitik, termasuk ketegangan di Timur Tengah, gangguan rantai pasokan, dan masalah keamanan siber. Sejumlah barang yang diramalkan naik seperti elektronik, mesin, bahan kimia, dan produk minyak bumi, yang bisa naik hingga 20%.
"Membeli dan memasok barang termasuk makanan dan minuman dapat membebani bisnis hingga seperlima lebih banyak tahun ini, yang akan dibebankan kepada konsumen," kata organisasi yang mewakili 64 ribu pelaku industri itu dikutip The Guardian.
Biaya produk sehari-hari dapat meningkat lebih tinggi lagi jika Donald Trump mengenakan tarif pada barang yang masuk ke AS setelah pelantikannya sebagai presiden pada tanggal 20 Januari.
Pasalnya, prospek Trump menindaklanjuti ancamannya untuk mengenakan tarif sebesar 10% pada impor global ke AS, bersama dengan tarif yang lebih tinggi sebesar 60% pada barang-barang China, telah mendorong beberapa perusahaan untuk memajukan pengiriman barang melalui kontainer guna menghindari perubahan tersebut.
Di sisi lain, biaya pengiriman internasional telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena serangkaian tantangan dalam mengangkut barang. Salah satunya adalah serangan terhadap kapal yang berlayar melalui Laut Merah oleh milisi Houthi, yang mendorong banyak perusahaan pengiriman memutar ke Tanjung Harapan.
Sementara itu, puluhan ribu pekerja pelabuhan di pantai timur AS mengancam untuk mengulangi aksi mogok kerja mereka, menyusul pemogokan Oktober lalu, setelah mereka membuka kembali negosiasi kontrak dengan pemberi kerja.
"Ada sejumlah tantangan strategis yang mungkin mengganggu kelancaran arus barang dan jasa. Ini akan menghadirkan tantangan khusus bagi konsumen, yang kemungkinan akan terkena dampak secara tidak proporsional kecuali masalah ini dikelola secara efektif," kata Kepala Eksekutif CIPS, Ben Farrell.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perang Dagang Trump, Ancaman atau Peluang Untuk RI?
Next Article Kantor Airlangga Mulai Siap-Siap Efek AS Bakal Jegal Barang China