Harga Cabai "Meledak" Tembus Rp110.000 di Jakarta, Ini Biang Keroknya

18 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai di Jakarta kembali melonjak drastis. Berdasarkan pantauan Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), cabai rawit merah mencapai Rp110.000 per kilogram (kg), sementara cabai merah besar (CMB) dan cabai merah keriting (CMK) masing-masing berada di angka Rp66.000 dan Rp73.000 per kg.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengungkapkan, penurunan produksi cabai disebabkan oleh cuaca ekstrem yang melanda beberapa wilayah sentra produksi, seperti Jember, Temanggung, Sukabumi, Sidrap, dan Wajo. Banjir dan curah hujan tinggi merusak tanaman cabai, mengurangi produktivitas hingga 20%. Bahkan, di beberapa daerah seperti Wajo dan Sidrap, produksi menurun hingga 60-70%.

"Curah hujan yang tinggi membuat banyak cabai membusuk di pohon. Kondisi ini juga diperparah dengan adanya serangan organisme pengganggu tanaman," ungkap Ketut kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/1/2025).

Selain itu, Ketut menyebut angin kencang dan tanah longsor di Sukabumi turut memengaruhi produktivitas.

Penurunan produksi di sentra-sentra cabai, kata Ketut, berdampak langsung pada pasokan ke Jakarta. Dia mencatat volume pasokan cabai ke PIKJ turun drastis.

"Normalnya pasokan mencapai 120 ribu ton, tetapi saat ini hanya sekitar 39-50 ribu ton. Bahkan kemarin hanya masuk 22 ribu ton," ungkapnya.

Penurunan pasokan inilah yang memicu kenaikan harga cabai di pasar. Ketut juga menyebutkan masa panen cabai yang telah selesai di sejumlah wilayah semakin memperburuk kondisi pasokan.

Dalam menghadapi kondisi ini, Bapanas tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian dan para petani untuk memastikan distribusi berjalan lancar. Namun, Ketut menegaskan, permasalahan utama saat ini bukanlah pada distribusi, melainkan produksi.

"Kami sedang memetakan lokasi yang masih memiliki potensi produksi. Jika memungkinkan, kami akan membantu mempercepat distribusi dari wilayah tersebut ke pasar," kata dia.

Selain itu, Bapanas berupaya mendukung petani untuk memulai masa tanam baru. Meski demikian, proses ini tetap bergantung pada cuaca.

"Saya tanya ke champion-champion, katanya begitu hujan, petani yang metik juga nggak mau. Jadi itu juga akan mengganggu pasokan biasanya," tambahnya.

Prediksi Harga Cabai

Lebih lanjut, Ketut memperkirakan harga cabai akan mulai menunjukkan penurunan pada akhir Januari atau awal Februari, dengan catatan cuaca kembali normal.

"Namun tergantung memang, tatkala cuacanya agak relatif kembali ekstrim, ini pasti akan mengganggu. Bagaimana pun cabai itu pasti rentan sekali dengan hujan, pasti," jelas Ketut.

Meskipun kondisi saat ini sulit, Bapanas optimis harga cabai akan kembali stabil jika koordinasi antarlembaga dan dukungan terhadap petani berjalan efektif. Bagaimanapun, stabilisasi harga dan pasokan membutuhkan sinergi semua pihak, termasuk petani, pemerintah, dan distributor.

"Ini memang kita harus kolaborasikan, hari ini atau besok kita akan rapatkan dengan teman-teman champion semua. Sekaligus memantau di mana posisi produksi yang relatif masih tinggi," pungkasnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Diadang Cuaca Ekstrem, Penggiling Padi Bisa Antisipasi?

Next Article Cabai Bikin RI Deflasi, Kantor Moeldoko Beri Peringatan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|