Harga Nikel Jatuh, Wamen ESDM Ungkap Biang Keladinya..

2 months ago 18

Bali, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung membeberkan alasan merosotnya harga nikel dunia pada level US$ 16.000-an per ton. Mengingat, harga nikel dunia sempat mengalami kenaikan yang signifikan hingga US$ 50.000 per ton pada tahun 2022.

Kemungkinan, kata Yuliot, turunnya harga nikel saat ini salah satunya disebabkan kelebihan pasokan nikel dunia yang tidak diimbangi oleh permintaan akan nikel itu sendiri.

"Jadi, untuk jatuh harga, ini kan supply and demand. Jadi, kalau kita lihat dari industri, seharusnya kita harus mengidentifikasi untuk apa permasalahan jatuhnya harga nikel. Jadi, salah satunya mungkin itu kelebihan supply," jelasnya saat ditemui di sela acara ASEAN Mining Conference (AMC), di Meru Sanur, Bali, dikutip Selasa (19/11/2024).

Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Dengan begitu, ke depan pemerintah akan melakukan evaluasi termasuk pasokan yang ada di pasar saat ini hingga kebutuhan industri akan nikel secara global.

"Jadi, untuk kelebihan supply, itu nanti kita akan lihat, itu kebijakan, nanti Pak Dirjen (Minerba) itu juga akan lakukan evaluasi, termasuk supply dari lapangan, kemudian dari industri smelternya sendiri, kemudian kebutuhan industri secara global kira-kira bagaimana," tandasnya.

Sebelumnya, Kementerian ESDM mewanti-wanti 'bahaya', tatkala melimpahnya produk nikel Indonesia yang diprediksi akan memenuhi hingga 75% kapasitas nikel dunia pada tahun 2026 mendatang.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno mengungkapkan, bahwa jika produksi nikel dunia berlimpah namun tidak seimbang dengan jumlah permintaannya, maka bisa dipastikan harga nikel dunia akan anjlok.

"Diperkirakan tahun 2026 itu diperkirakan produk nikel kita itu akan 75% dari kapasitas dunia. Nah kalau oversupply pastilah harga pasti turun," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (14/11/2024).

Dia menyebutkan pihaknya akan mempelajari perihal titik jenuh permintaan dan produksi nikel dunia agar harga nikel dunia itu sendiri tidak jatuh lantaran terlalu banyak produksi yang dilakukan. "Nantinya kita akan coba untuk nikel sebetulnya jenuhnya di titik mana. Jangan sampai juga kita overconfident," tambahnya.

Selain itu, Tri menyebutkan pihaknya akan melakukan analisa perihal jenis produk nikel yang saat ini dibutuhkan oleh dunia. Hal itu tidak lain agar produk nikel Indonesia bisa masuk dan diterima di pasar internasional. "Nah maka kita perlu melakukan analisa-analisa terkait dengan produk apa sebetulnya yang pas untuk market termasuk market internasional dan market lokal," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Indonesia Vs Jepang Hingga Peta Serangan Nuklir Rusia ke Inggris

Next Article Sumbang Setengah Produksi Dunia, Ini Potensi Hilirisasi Nikel RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|