Hati-Hati Perang Gaza Membara Lagi, Trump Beri Sinyal Ini

2 months ago 23

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang di Arab, khususnya antara Israel dan Hamas bisa membara lagi. Pasalnya pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengisyaratkan tak ada jaminan gencatan senjata Gaza, wilayah kantong Palestina, bertahan.

Hal ini diutarakannya pemimpin 78 tahun itu, sebelum bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang tengah berkunjung ke Washington. Netanyahu berada di AS untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintahan Trump mengenai fase kedua gencatan senjata dengan Hamas, yang belum difinalisasi.

"Saya tidak punya jaminan bahwa perdamaian akan terwujud," kata Trump kepada wartawan, dikutip AFP, Selasa (4/2/2025).

Di bawah tahap pertama gencatan senjata Gaza yang berlangsung selama 42 hari, Hamas membebaskan 33 sandera secara bertahap dengan imbalan sekitar 1.900 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Empat pertukaran sandera-tahanan telah terjadi.

Fase satu gencatan senjata telah menyebabkan lonjakan pasokan makanan, bahan bakar, medis, dan bantuan lainnya ke Gaza yang kini rata dengan tanah. Gencatan senjata juga memungkinkan warga Gaza yang mengungsi untuk kembali ke wilayah utara, yang sebelumnya diblokir Israel.

Menurut kantor kemanusiaan PBB OCHA, lebih dari 545.000 orang telah mencapai wilayah utara sejak gencatan senjata dimulai. Perang Israel di Gaza telah menewaskan 47.498 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil.

Sementara itu, fase dua seharusnya membahas penghentian kekerasan lebih lanjut. Di mana tawanan yang tersisa harus dibebaskan dan perang diakhiri permanen.

Netayahu sendiri sempat berujar ke wartawan bahwa pertemuan dengan Trump akan membahas "kemenangan Israel atas Hamas", cara melawan Iran, dan pembebasan semua sandera. Seorang pejabat Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kelompok Palestina itu "telah memberi tahu para mediator... bahwa kami siap untuk memulai negosiasi untuk tahap kedua".

Sejak kembali dilantik, Trump diketahui sudah melakukan sejumlah kebijakan pro pemukiman Israel di Palestina. Ia mencabut sanksi ke pemukim Israel yang melakukan kekerasan ke warga Tepi Barat dan menyetujui pengiriman 2.000 pon bom yang sebelumnya diblokir pemerintahan Joe Biden.

Trump juga berulang kali menggembar-gemborkan rencananya untuk membersihkan Gaza. Ia bahkan menyerukan warga Palestina pindah ke Mesir atau Yordania.

Qatar, yang menjadi penengah bersama gencatan senjata dengan Amerika Serikat dan Mesir, menggarisbawahi pentingnya mengizinkan warga Palestina untuk "kembali ke rumah dan tanah mereka". Sementara itu, juru bicara kementerian luar negeri Iran, Esmaeil Baqaei, memperingatkan pada hari Senin bahwa merelokasi warga Gaza "sama saja dengan pembersihan etnis".

Operasi Israel di Tepi Barat

Saat gencatan senjata Gaza dilakukan, Israel dilaporkan melakukan operasi di Tepi Barat. Sedikitnya 50 orang tewas dan 100 orang ditahan sejak operasi berlangsung 21 Januari.

Militer Israel mengatakan serangan itu ditujukan untuk membasmi kelompok bersenjata Palestina dari wilayah Jenin, tempat militan telah lama beroperasi. Pada hari Minggu, kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan pasukan Israel "secara bersamaan" membombardir gedung-gedung di wilayah itu.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Lakukan Operasi Militer di Tepi Barat

Next Article Trump PDKT ke Pemilih Muslim AS, Bawa Isu Perang Gaza

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|