Jakarta, CNBC Indonesia - Hilirisasi di sektor mineral dan batu bara (minerba) dipercaya dapat menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia agar bisa sejajar dengan negara maju lainnya di dunia.
Hal tersebut diyakini betul oleh mantan Presiden RI Joko Widodo, mengingat agenda hilirisasi mampu memberikan nilai tambah bagi sumber daya mineral yang selama ini dijual ke luar negeri dalam bentuk mentah.
"Nikel di tahun 2015 ekspor kita US$ 3 billion dalam satu tahun, artinya Rp 45 triliun, kemudian setelah kita stop 2021 muncul angka dari Rp 45 triliun muncul Rp 340 triliun, 2022 muncul Rp 520 triliun, dan 2023 muncul angka Rp 520 triliun. Ada yang menyampaikan pada saya, Pak, itu yang menentukan perusahaan, Pak. Rakyat dapat apa? Jangan keliru, kita pungut pajak dari sana, pajak perusahaan, pajak karyawan, bea ekspor, pajak ekspor, bea keluar, belum PNBP-nya, penerimaan negara bukan pajak. Sangat besar sekali," ungkap Jokowi beberapa waktu lalu.
Hal serupa juga disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya hilirisasi di sektor minerba terbukti memberikan efek yang nyata bagi ekonomi di Tanah Air. Data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan bahwa hilirisasi di bidang sumber daya alam (SDA) memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Salah satunya disumbang dari hilirisasi nikel yang selama ini turut mendapat perhatian utama dari pemerintah.
"Mencatatkan surplus besar sebesar 36,9 miliar. Hilirisasi berhasil menciptakan sumber pertumbuhan baru di luar Jawa, Provinsi Sulawesi Tengah dan Maluku Utara tumbuh signifikan ditopang hilirisasi nikel. Di mana tahun 2023, masing-masing tubuh 6,4% dan 6,9% jauh lebih tinggi di atas pertumbuhan nasional," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dampak dari hilirisasi nikel nyatanya turut dirasakan oleh warga di lokasi tempat tambang nikel berada. Sebagai bukti, pertumbuhan ekonomi di bumi seribu megalit ini turut terkerek hingga 9,75% pada kuartal II-2024. Capaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di level 5,05%.
Lantas, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah juga menjadi yang keempat tertinggi di Indonesia setelah Papua Barat, NTB, dan Maluku Utara. Pertumbuhan yang gemilang tersebut mampu mendongkrak kontribusi perekonomian Sulawesi Tengah terhadap perekonomian nasional sebesar share 1,6% pada kuartal II- 2024 dan juga berkontribusi sebesar 23,3% terhadap perekonomian Pulau Sulawesi secara keseluruhan.
Tak hanya dari sisi pertumbuhan, data dari BPS Sulawesi Tengah juga menunjukkan sektor hilirisasi nikel juga menyumbang kontribusi yang luar biasa baik dari sisi lapangan usaha maupun pendapatan domestik regional bruto atau PDRB.
Industri pengolahan yang membawahi smelter nikel menyumbang hingga 41,94% dari total pendapatan domestik bruto Provinsi Sulawesi Tengah.
Lalu sejauh apa dampak kehadiran industri pengolahan khususnya smelter nikel dirasakan oleh warga di Sulawesi Tengah khususnya di Morowali Utara?
Salah satu warga, Roki Nirwan yang kini tinggal di Morowali Utara, Sulawesi Tengah mengaku merasakan adanya perubahan perekonomian dengan adanya kehadiran perusahaan smelter nikel di wilayah Sulawesi Tengah.
"Pedagang belum begitu banyak dan setelah ada perusahaan smelter nikel pedagang semuanya banyak di sini. Setelah perusahaan smelter nikel di sini dapatnya cukup banyak jadi pelanggan cukup banyak," kata dia.
Tak hanya warga sekitar, kehadiran industri pengolahan khususnya smelter nikel yang ada di wilayah Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah juga memberikan pemasukan bagi pemerintah daerah setempat.
Sebagai salah satu perusahaan smelter nikel terkemuka di dunia dan pioneer industri hilirisasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) menyatakan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan sembari menjaga hubungan yang harmonis antara warga dengan stakeholder.
Hal itu diwujudkan perusahaan dengan melakukan sejumlah langkah termasuk rekrutmen warga sekitar perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan hingga pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan perusahaan.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Hilirisasi Nikel dan Dampaknya ke Ekonomi Sulteng
Next Article Tegas! Bos Antam: Tak Semua Nikel RI Itu "Kotor"