Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup cerah pada akhir perdagangan Rabu (4/12/2024), di tengah masuknya kembali dana investor asing ke pasar saham RI setelah beberapa waktu terakhir asing melepas saham-saham RI.
IHSG ditutup melejit 1,82% ke posisi 7.326,76. IHSG pun akhirnya berhasil kembali ke level psikologis 7.300 pada akhir perdagangan hari ini.
Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 10,9 triliun dengan melibatkan 22,1 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 379 saham naik, 210 saham turun, dan 205 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 3,39%.
Sementara dari sisi saham, dua emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penopang terbesar IHSG yakni masing-masing mencapai 26,2 dan 22,6 indeks poin.
Selain itu, tiga saham bank himbara raksasa juga menjadi penopang IHSG di hari ini yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 16 indeks poin, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 8,9 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 6,2 indeks poin.
IHSG kembali sumringah di tengah masuknya kembali dana investor asing ke pasar saham RI mulai kemarin. Data pasar menunjukkan asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) atau foreign inflow sebesar Rp 2,08 triliun kemarin, dengan rincian sebesar Rp 797 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 1,28 triliun di pasar tunai dan negosiasi.
Bahkan, besarnya modal asing masuk tersebut merupakan yang terbesar sejak 19 September 2024.
Hal ini merupakan inflow pertama yang baik untuk pasar reguler maupun secara keseluruhan setelah outflow terjadi secara berturut-turut sejak 6 November 2024.
Di lain sisi, IHSG bergairah di tengah sikap pasar yang menantikan pidato Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell untuk menantikan sinyal perkembangan kebijakan suku bunga The Fed ke depan dengan kondisi terkini.
Powell akan berpidato pada Kamis dini hari waktu Indonesia pukul 01.45 WIB. Investor menantikan sinyal mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed setelah rilis notulen FOMC bulan lalu.
Dalam notulen dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November, pejabat The Fed menyampaikan bahwa inflasi sedang melambat dan pasar tenaga kerja tetap kuat, yang memungkinkan adanya pemotongan suku bunga lebih lanjut meskipun dilakukan secara bertahap.
Ringkasan pertemuan tersebut memuat beberapa pernyataan yang menunjukkan bahwa para pejabat merasa nyaman dengan laju inflasi, meskipun menurut sebagian besar ukuran, inflasi masih berada di atas target 2% yang ditetapkan oleh The Fed.
Dengan hal tersebut, dan dengan keyakinan bahwa situasi lapangan pekerjaan masih cukup solid, anggota FOMC menunjukkan bahwa kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan, meskipun mereka tidak menentukan kapan dan seberapa besar.
"Dalam membahas prospek kebijakan moneter, peserta memperkirakan bahwa jika data sesuai dengan harapan, dengan inflasi yang terus menurun secara berkelanjutan menuju 2% dan ekonomi tetap berada dekat dengan kondisi pekerjaan maksimum, maka kemungkinan besar akan tepat untuk bergerak secara bertahap menuju kebijakan yang lebih netral dari waktu ke waktu," kata notulen tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini: