Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali cerah bergairah pada perdagangan sesi I Rabu (4/12/2024), di tengah masuknya kembali dana investor asing ke pasar saham RI setelah beberapa waktu terakhir asing melepas saham-saham RI.
Per pukul 10:42 WIB, IHSG melonjak 1,35% ke posisi 7.293,03. IHSG pun makin dekati kembali level psikologis 7.300.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 8,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 579.407 kali.
IHSG mulai bangkit kembali sejak perdagangan Selasa kemarin, di mana pada perdagangan kemarin IHSG berhasil ditutup melejit lebih dari 2%. Sumringahnya IHSG pun cenderung berlanjut pada hari ini.
Ada beberapa penyebab IHSG kembali sumringah pada sesi I hari ini. Pertama karena asing mulai kembali melirik saham-saham di Indonesia, terutama saham-saham blue chip atau big cap. Kedua yakni harapan pasar akan adanya fenomena window dressing pada akhir tahun ini. Ketiga yakni prospek pemangkasan suku bunga acuan.
Penguatan IHSG seiring masuknya modal asing atau foreign inflow sebesar Rp 2,08 triliun, dengan rincian sebesar Rp 797 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 1,28 triliun di pasar tunai dan negosiasi. Bahkan, besarnya modal asing masuk tersebut merupakan yang terbesar sejak 19 September 2024.
Hal ini merupakan inflow pertama yang baik untuk pasar reguler maupun secara keseluruhan setelah outflow terjadi secara berturut-turut sejak 6 November 2024. Kejadian tersebut juga yang menjadi faktor utama kinerja negatif IHSG dalam satu bulan terakhir, hingga mencapai 2,61%.
Selain itu, harapan pasar akan terjadinya window dressing juga turut menjadi penyebab IHSG kembali bergairah.
Pasar modal biasanya akan memasuki musim window dressing jelang akhir tahun. Secara garis besar, window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan dan manajer investasi untuk menarik investor, yakni dengan cara mempercantik laporan atau kinerja keuangan dan portofolio bisnis yang dimilikinya.
Bahkan secara historis, IHSG seringkali mencatatkan kinerja positif pada Desember. Apalagi yang ditunggu oleh pasar yakni bangkitnya saham perbankan raksasa, setelah beberapa hari terakhir merana.
Saham perbankan menjadi salah satu sektor yang akan tertopang oleh fenomena window dressing, karena tiap tahunnya, perbankan akan mempercantik kinerja akhir tahunnya. Ditambah, valuasi perbankan raksasa yang masih cukup murah juga menambah saham tersebut makin menarik.
Efek dari strategi tersebut biasanya tidak hanya berlangsung pada akhir kuartal tiap tahun-nya. Akan tetapi bisa berlanjut ke bulan bulan setelah-nya yang juga dikenal sebagai January Effect, dengan catatan kondisi makro ekonomi juga semakin mendukung.
Terakhir, prospek pemangkasan suku bunga acuan, baik bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), maupun Bank Indonesia (BI) juga dapat menjadi kabar baik bagi pasar keuangan RI.
Sektor-sektor yang sensitive terhadap suku bunga mengalami lonjakan usai sinyal terbaru dari The Fed. The Fed menyatakan akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan pada Desember nanti.
Gubernur The Fed Atlanta, Raphael Bostic dalam pernyataan terbarunya mengatakan, ia belum memutuskan apakah pemotongan suku bunga diperlukan bulan ini. Meski begitu, Bostic masih yakin para pejabat harus terus memangkas suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Kembali Menguat, Balik ke Level 7.100-an
Next Article Asing Borong 10 Saham Ini Saat IHSG Melemah di Awal Pekan