Israel Ngamuk, Ancam Perang Baru-Bubarkan Genjatan Senjata

12 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel memberikan peringatan baru kepada milisi Lebanon, Hizbullah, dan Pemerintah Lebanon, Selasa (3/12/2024). Hal ini terjadi saat keduanya nampak melanggar perjanjian gencatan senjata yang sudah disepakati pekan lalu.

Dalam pengumumannya, Israel mengatakan akan meminta pertanggungjawaban Lebanon karena gagal melucuti senjata militan yang melanggar gencatan senjata. Negeri Zionis itu bahkan mengancam Pemerintah Lebanon akan kembali melakukan perangnya yang terbaru ke negara itu, bila situasinya tidak bisa diatasi.

"Jika kami kembali berperang, kami akan bertindak tegas, kami akan bertindak lebih dalam. Dan hal terpenting yang perlu mereka ketahui, bahwa tidak akan ada lagi pengecualian bagi negara Lebanon," kata Menteri Pertahanan Israel Katz dikutip Reuters.

"Jika sampai sekarang kami memisahkan negara Lebanon dari Hizbullah, tidak akan lagi (Israel hanya mundur)," tambahnya.

Meskipun ada gencatan senjata minggu lalu, pasukan Israel terus melakukan serangan terhadap apa yang mereka sebut sebagai "pejuang Hizbullah yang mengabaikan perjanjian". Otoritas Lebanon mengatakan sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon, Senin, sementara satu orang lainnya tewas pada hari Selasa oleh serangan pesawat tak berawak (drone).

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan setiap pelanggaran gencatan senjata akan dihukum, betapapun kecilnya. Menurutnya, perjanjian gencatan senjata bukanlah akhir dari perang, sehingga Tel Aviv masih mampu mengambil tindakan keras.

"Kami menegakkan gencatan senjata ini dengan tangan besi," katanya menjelang pertemuan kabinet di kota perbatasan Utara Nahariya.

"Saat ini kami sedang dalam gencatan senjata, saya catat, gencatan senjata, bukan akhir dari perang," tambahnya.

Sementara itu, pejabat tinggi Lebanon seperti Perdana Menteri (PM) Najib Mikati telah mendesak Amerika Serikat (AS) dan Prancis, yang merupakan inisiator gencatan senjata, untuk menekan Israel agar menegakkan kesepakatan itu.

Sejauh ini, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matt Miller mengatakan kepada wartawan bahwa gencatan senjata masih 'berlaku'. Meski begitu, ia mengatakan Washington telah 'mengantisipasi kemungkinan adanya pelanggaran'.

"Kami terlibat melalui mekanisme dengan Prancis, Israel, dan Lebanon untuk menyelidiki dan menangani laporan pelanggaran," tuturnya Senin.

Untuk tindak lanjut, Jenderal AS Jasper Jeffers dan Jenderal Prancis Guillaume Ponchin akan mengadakan pertemuan di Beirut dengan Pemerintah Lebanon pada Rabu. Salah seorang sumber mengatakan kedua jenderal itu akan mencoba mencari jalan keluar dari mekanisme gencatan senjata yang sejauh ini mandek.

"Ada urgensi untuk menyelesaikan mekanisme tersebut, jika tidak maka akan terlambat," ungkap salah satu sumber, mengacu pada peningkatan serangan Israel secara bertahap meskipun ada gencatan senjata.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Roket Israel Hantam Kota Beirut, 5 Petugas Medis Tewas

Next Article Israel Siapkan Serangan Balik untuk Hizbullah Setelah Insiden di Golan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|