Meramal Nasib NATO dan UE Jikalau Hidup Tanpa Amerika Serikat

1 week ago 14

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mulai menjauhkan tanggung jawab keamanan globalnya mulai dimitigasi oleh sejumlah mitra Washington di Eropa. Mereka melakukan langkah ini saat wilayah itu berada dalam cengkraman keamanan akibat serangan Rusia ke Ukraina.

Financial Times melaporkan, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, bahwa kekuatan militer paling signifikan di Eropa tengah menyusun rencana untuk mengambil alih sebagian besar tanggung jawab dalam melindungi benua itu dari AS.

"Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Nordik terlibat dalam pembicaraan untuk mengajukan usulan kepada Kantor Oval Gedung Putih untuk penyerahan tanggung jawab bertahap untuk membela Eropa," ujar pejabat itu.

Pengeluaran pertahanan juga terus digenjot. Negara-negara Baltik yang berada dalam jarak dekat dengan tanah Rusia, serta Polandia, telah berjanji untuk melampaui 3% dari PDB untuk pengeluaran pertahanan atau lebih.

"Pengeluaran pertahanan Eropa melonjak hampir 12% secara riil pada tahun 2024, meningkat selama 10 tahun berturut-turut," menurut International Institute for Strategic Studies (IISS), sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Inggris, pada Februari.

Namun, pengeluaran militer Eropa masih kurang dari sepertiga dari total pengeluaran pertahanan aliansi militer Barat yang selama ini secara de facto dipimpin AS, NATO. Hal ini disebabkan oleh langkah negara besar seperti Italia dan Spanyol yang belum menyentuh persyaratan 2% anggaran pertahanan.

Meskipun konsensus di seluruh Eropa sulit dicapai, ikhtiar telah melakukan upaya bersama untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka sendiri. Denmark mengatakan akan mengalokasikan lebih dari 3%. untuk pertahanan pada tahun 2025 dan 2026 sebagai respons terhadap "urgensi situasi."

"Ada satu pesan untuk kepala pertahanan: Beli, beli, beli," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen pada bulan Februari. "Jika kita tidak bisa mendapatkan peralatan terbaik, beli yang terbaik berikutnya. Hanya ada satu hal yang penting sekarang dan itu adalah kecepatan."

Penambahan Personel

Penyiar Belanda NOS melaporkan pada tanggal 21 Maret bahwa Belanda berharap untuk menambah lebih dari dua kali lipat jumlah personel angkatan daratnya. Angkatan darat akan bertambah besar dari 74.000 menjadi sekitar 200.000 personel, termasuk cadangan dan peran sipil.

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan awal bulan ini bahwa Warsawa berharap dapat menyalurkan sekitar 100.000 sukarelawan melalui pelatihan militer setiap tahun mulai tahun 2027. Tusk mengatakan Polandia membutuhkan militer sekitar 500.000 orang, termasuk pasukan cadangan, angka yang lebih dari dua kali lipat jumlah saat ini.

Angkatan Darat Eropa dan Uni Eropa (UE)

Ide samar tentang militer Eropa telah lama beredar, tetapi sebagian besar dianggap tidak praktis dan tidak perlu selama NATO masih ada dalam bentuknya saat ini.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendorong kekuatan militer Eropa murni di dunia yang telah diatur ulang, berbicara kepada para pemimpin benua di Munich pada bulan Februari.

"Saya benar-benar percaya bahwa waktunya telah tiba bagi angkatan bersenjata Eropa untuk dibentuk," kata Zelensky. "Jujur saja, sekarang kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa Amerika mungkin akan berkata 'tidak' kepada Eropa pada masalah-masalah yang mungkin mengancamnya."

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meluncurkan rencana baru, yang dijuluki "ReArm Europe," awal bulan ini, dengan mengatakan hingga US$ 870 miliar (Rp 14.470 triliun) dapat didedikasikan untuk pertahanan di UE.

Garis Pertahanan Baltik

Tiga negara Baltik, Latvia, Lithuania, dan Estonia menandatangani perjanjian pada bulan Januari 2024 untuk meningkatkan perlindungan di sepanjang perbatasan darat mereka dengan Rusia dan Belarus.

Belarusia adalah sekutu utama Rusia, dan Kremlin menggunakan wilayah Belarus untuk membantu melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022. Negara itu juga menghubungkan Rusia dengan daerah kantongnya yang terisolasi di Kaliningrad, yang diapit oleh Polandia dan Lithuania, anggota NATO.

"Kami melakukan upaya ini agar rakyat Estonia dapat merasa aman, tetapi jika risiko sekecil apa pun muncul, kami akan siap menghadapi berbagai perkembangan dengan lebih cepat," kata Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur. Tallinn mengatakan akan ada "jaringan bunker, titik dukungan, dan jalur distribusi" di sepanjang perbatasan.

Lithuania mengatakan telah memasang ranjau, dan pertahanan lainnya, seperti gigi naga, terhadap tank dan kendaraan lapis baja, di dekat perbatasan dengan Kaliningrad. Gigi naga adalah blok beton yang digunakan untuk menghentikan laju tank dan mencegah infanteri mekanis memperoleh wilayah.

Tetangga Lithuania di utara, Latvia, telah memasang pertahanan serupa. Pemerintah Latvia mengatakan sekitar 303 juta euro (Rp 5 triliun) akan disalurkan untuk membangun pertahanan di perbatasan timurnya dengan Rusia selama lima tahun. Akan ada pos terdepan untuk personel pendukung, struktur yang diperkuat, parit antitank, dan tempat penyimpanan amunisi dan ranjau.

"Kami akan dapat memperlambat dan memblokir pergerakan agresor potensial dengan lebih efisien," kata Menteri Pertahanan Latvia Andris Sprūds dalam sebuah pernyataan tahun lalu.

Lebih jauh ke selatan, berhadapan dengan Kaliningrad dan Belarus, Polandia telah memulai pembangunan apa yang disebutnya "Perisai Timur," yang menghabiskan biaya lebih dari US$ 2,5 miliar (Rp 41 triliun) dan digambarkan oleh Warsawa sebagai "operasi terbesar untuk memperkuat perbatasan timur Polandia, sisi timur NATO, sejak 1945."

Rencana Evakuasi Massal

Persiapannya tidak hanya militer, tetapi juga sipil. Pada pertengahan November, anggota terbaru NATO, Swedia, menerbitkan brosur yang katanya membantu penduduk negara itu untuk "belajar bagaimana mempersiapkan diri, dan bertindak, jika terjadi krisis atau perang."

Pamflet itu menguraikan apa arti status siaga yang lebih tinggi, bagaimana setiap penduduk akan membantu upaya di masa perang, dan seperti apa suara sirene yang berbeda.

"Tingkat ancaman militer meningkat," selebaran itu memperingatkan warga negara Skandinavia itu. "Kita harus siap menghadapi skenario terburuk, serangan bersenjata terhadap Swedia."

Norwegia juga telah menerbitkan selebaran tentang cara menghadapi "cuaca ekstrem, pandemi, kecelakaan, sabotase dan dalam kasus terburuk, tindakan perang." Finlandia memiliki panduan yang tersedia untuk umum tentang cara mempersiapkan diri menghadapi "ancaman terburuk yang mungkin terjadi, perang."

Senjata Nuklir

Pengaturan lama tentang senjata nuklir juga sedang diperiksa ulang. Persenjataan senjata nuklir Amerika yang tangguh, yang kedua setelah Rusia, secara historis telah memberikan pencegah yang kuat terhadap setiap serangan potensial terhadap negara NATO lainnya.

Meskipun Inggris dan Prancis juga memiliki persediaan senjata nuklir dalam jumlah kecil, hanya 300 unit, ada pertanyaan besar mengenai keadaan di mana London dan Paris akan berdebat mengenai penggunaan senjata-senjata ini.

Macron dari Prancis telah mengusulkan perluasan perlindungan senjata nuklir Paris ke seluruh Eropa, sebuah prospek yang disambut baik oleh Polandia dan Negara-negara Baltik NATO tetapi dikecam oleh Kremlin sebagai sangat konfrontatif.

Kanselir Jerman berikutnya, Friedrich Merz, mengatakan pembagian senjata nuklir adalah masalah yang perlu kita bicarakan. Namun negara-negara NATO lainnya tidak boleh kehilangan perlindungan nuklir Amerika.

"Situasi keamanan global yang berubah kini mengharuskan kita, warga Eropa, membahas masalah ini bersama-sama," imbuh Merz.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Beri Iran Waktu 2 Bulan Capai Kesepakatan Nuklir Baru

Next Article Apa Doktrin Nuklir Baru Putin? 'Modal' Penting Menuju Perang Dunia 3

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|