Ngeri Efek Ledakan Megathrust Selat Sunda, AHY-Fahri Hamzah Buka Suara

17 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia, sebagai negara yang berada di kawasan cincin api (ring of fire), memiliki potensi besar terhadap ancaman bencana alam, termasuk gempa dahsyat Megathrust Selat Sunda dan Pantai Selatan Jawa yang dapat memicu tsunami besar dan gempa dahsyat yang berdampak sampai ke Jakarta. Dalam menanggapi ancaman ini, pemerintah menekankan pentingnya inovasi dalam pembangunan infrastruktur yang adaptif dan responsif.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan bahwa kesiapan infrastruktur dalam menghadapi bencana alam harus menjadi prioritas nasional.

"Infrastruktur harus responsif, harus adaptif. Kita berada di rings of fire, ini karunia sekaligus takdir yang mengharuskan kita untuk benar-benar bersiap," kata AHY saat konferensi pers di kantor Kemenko IPK, Rabu (8/1/2024).

Ia menyoroti, sering kali pembangunan infrastruktur di daerah yang rawan bencana justru diiringi dengan risiko kehilangan infrastruktur tersebut akibat gempa atau bencana alam lainnya.

"Ketika kita berusaha membangun infrastruktur di berbagai daerah agar lebih maju, di saat yang bersamaan juga selalu ada, mudah-mudahan tidak selalu ada, tetapi seringkali kita juga kehilangan infrastruktur, baik itu milik pribadi maupun milik negara," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah menegaskan pentingnya membangun rumah dengan standar konstruksi yang lebih kokoh untuk menghadapi ancaman bencana alam, khususnya gempa bumi megathrust. Menurut Fahri, selama ini rumah masyarakat Indonesia kerap tidak mampu bertahan ketika gempa melanda. Katanya, gempa dengan kekuatan 7 skala richter saja telah membuat sekitar 80% rumah warga luluh lantak.

Ilustrasi Selat Sunda. (Dok. Google Maps)Foto: Ilustrasi Selat Sunda. (Dok. Google Maps)
Ilustrasi Selat Sunda. (Dok. Google Maps)

"Memang mulai sekarang kita mau mengevaluasi, kenapa banyak rumah masyarakat Indonesia kalau gempa 7 skala richter saja, 80% bisa habis," kata Fahri pada kesempatan yang sama.

Ia menuturkan bahwa sebetulnya penelitian dan pengembangan terkait struktur bangunan tahan gempa sudah dilakukan pemerintah sejak lama. Karenanya, ke depan, standar konstruksi akan lebih ketat untuk memastikan setiap rumah baru memiliki kemampuan tahan gempa yang sesuai dengan riset pemerintah.

"Nah sekarang ini dalam skema penyelenggaraan perumahan baru, kita akan memasukkan secara ketat bahwa konstruksi dan bangunannya betul-betul bersumber dari satu riset yang disetujui oleh pemerintah bahwa ini layak bangun atau tidak," ujarnya.

Fahri menekankan semua rumah, terutama yang dibangun dengan dukungan fasilitas pemerintah, harus mengikuti standar baru yang tidak hanya tahan gempa, tetapi juga mendukung kesehatan dan kenyamanan penghuni.

"Ke depan, tidak boleh lagi ada rumah yang hilang begitu saja kalau terjadi gempa. Standar baru ini akan memastikan rumah lebih kokoh, lengkap, dan layak huni," katanya.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan langkah mitigasi guna menghadapi potensi ancaman gempa Megathrust Selat Sunda dan Pantai Selatan Jawa yang dapat memicu gelombang tsunami dan gempa dahsyat. Adapun salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng negara-negara maju seperti Jepang dan Korea untuk mempelajari teknologi canggih dalam pembangunan infrastruktur tahan gempa.

"Kami sudah banyak ngomong sama negara-negara yang punya teknologi itu seperti Jepang, Korea. Terus ya beberapa infrastruktur besar, (rencananya) kita bangun di tempat-tempat yang kalau misalnya terjadi megathrust itu gak kena lah, atau kalaupun kena minimum. Jadi titik-titik (lokasi bangunan infrastruktur) nya juga dicari yang betul, bersama-sama dengan Kementerian ESDM, BMKG gitu-gitulah," kata Dody.

Kendati demikian, Dody menyebut pengembangan teknologi tahan gempa di Indonesia masih berada pada tahap awal. Saat ini, timnya sedang mengembangkan prototype teknologi untuk berbagai jenis infrastruktur, termasuk gedung, jembatan, dan bendungan.

"Kita masih dalam tahap prototype, karena (rencana pembangunan) infrastruktur kita bukan hanya gedung, tapi juga jembatan, bendungan, dan lainnya," ucap dia.

Dalam menghadapi ancaman megathrust, Dody menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor. Kementerian PU saat ini bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menentukan lokasi strategis pembangunan infrastruktur yang lebih aman dari ancaman bencana.

Lebih lanjut, ia pun mengakui proses penerapan inovasi teknologi untuk membangun infrastruktur tahan gempa membutuhkan waktu dan penelitian lebih lanjut.

"Kita masih dalam proses pengkajian untuk infrastruktur tahan bencana, bersama kementerian terkait," pungkasnya.


(wur/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video : AHY Beri Bocoran Road Map Tanggul Laut Raksasa

Next Article Tsunami Gulung Jakarta 2,5 Jam Usai Megathrust Selat Sunda Meledak

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|