Jakarta, CNBC Indonesia- Para pemimpin dunia memberikan reaksi terkait gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah. Perjanjian damai sementara itu mulai berlaku pada Rabu (27/11/2024) pukul 04.00 waktu setempat.
Berikut rangkuman CNBC Indonesia, dirangkum dari AFP:
Amerika Serikat dan Prancis
Amerika Serikat (AS) dan Prancis merupakan dua negara yang menginiiasi perjanjian damai antara Israel dan Lebanon. Gencatan senjata ini diharapkan akan melindungi Israel dari ancaman kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran dan menciptakan kondisi "ketenangan abadi".
"Pengumuman hari ini akan menghentikan pertempuran di Lebanon, dan mengamankan Israel dari ancaman Hizbullah dan organisasi teroris lainnya yang beroperasi dari Lebanon," kata Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pernyataan bersama.
"Amerika Serikat dan Prancis akan bekerja untuk memastikan pengaturan ini dilaksanakan sepenuhnya dan memimpin upaya internasional untuk membangun kapasitas tentara Lebanon," tegasnya.
Lebih lanjut Biden mengatakan kesepakatan itu adalah kabar baik seraya berjanji AS akan memimpin upaya baru untuk mengamankan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza. Macron mengatakan gencatan senjata Lebanon akan membuka jalan untuk mengakhiri perang di Gaza.
Netanyahu
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berterima kasih kepada presiden AS atas "keterlibatannya dalam mengamankan perjanjian gencatan senjata". Ia memberi tahu Biden dalam panggilan telepon bahwa ia menghargai "pemahaman pemimpin AS bahwa Israel akan mempertahankan kebebasan bertindaknya dalam menegakkannya".
Menjelang persetujuan Israel atas kesepakatan itu, Netanyahu sempat mengatakan "lamanya gencatan senjata bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon". Ditegaskannya gencatan senjata akan memungkinkan Israel untuk "meningkatkan" tekanan pada Hamas dan fokus pada "ancaman Iran".
Lebanon
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan gencatan senjata tersebut merupakan "langkah mendasar" menuju pemulihan stabilitas di kawasan tersebut.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Prancis dan AS atas keterlibatan mereka, seraya menegaskan kembali komitmen pemerintahnya untuk "memperkuat kehadiran tentara di selatan".
Iran
Iran, pendukung Hizbullah dan Hamas, menyambut baik berakhirnya "agresi" Israel di Lebanon. Iran pun menekankan dukungan kuatnya ke pemerintah, negara dan perlawanan Lebanon.
"Menyambut baik berita tentang berakhirnya agresi Israel terhadap Lebanon," tegas juru bicara kementerian luar negeri Esmaeil Baghaei.
China
China mengatakan memperhatikan dengan saksama situasi terkini di Lebanon dan Israel. Namun, negeri Xi Jinping menyebut mendukung semua upaya yang kondusif untuk meredakan ketegangan dan mencapai perdamaian.
"Menyambut baik kesepakatan yang dicapai oleh pihak-pihak terkait mengenai gencatan senjata," kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning.
Jerman
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyambut baik kesepakatan tersebut. Ia menyebutnya sebagai "secercah harapan bagi seluruh kawasan".
"Orang-orang di kedua sisi perbatasan ingin hidup dalam keamanan sejati dan abadi," kata Baerbock, yang menyebut kesepakatan tersebut sebagai "keberhasilan diplomasi".
Inggris Raya
PM Inggris Keir Starmer memuji gencatan senjata Israel dan Hizbullah. Hal ini, tegasnya, memberikan sedikit kelegaan bagi penduduk sipil di Israel dan Lebanon.
Ia pun menyerukan agar gencatan senjata diubah menjadi solusi politik abadi di Lebanon. Starmer berjanji untuk menjadi garis depan upaya untuk memutus siklus kekerasan yang sedang berlangsung dalam upaya mencapai perdamaian jangka panjang dan berkelanjutan di Timur Tengah.
Uni Eropa
Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen memuji langkah gencatan senjata. Kelompok negara-negara itu mengatakan berita tersebut sangat menggembirakan seraya menyakini hal itu akan meningkatkan "keamanan dan stabilitas internal Lebanon.
Pengumuman tersebut merupakan berita baik yang terutama bagi rakyat Lebanon dan Israel yang terkena dampak pertempuran," kata Von der Leyen.
"Lebanon akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas internal berkat berkurangnya pengaruh Hizbullah," tambahnya.
PBB Warning
Seorang pejabat tinggi PBB menyambut baik perjanjian gencatan senjata tersebut. Namun, lembaga itu memperingatkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan" untuk melaksanakan kesepakatan tersebut.
"Tidak kurang dari komitmen penuh dan teguh dari kedua belah pihak yang diperlukan," kata koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Roket Israel Hantam Kota Beirut, 5 Petugas Medis Tewas
Next Article Apa Itu 'Garis Biru' Perang Hizbullah-Israel yang Diteriakkan AS-Arab?