Peraih Nobel Bilang RI Harus Belajar dari India Soal Inklusi Keuangan

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Inklusi keuangan di Indonesia telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan survei SNLIK OJK pada 2024, disebutkan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan Indonesia baru mencapai 65% dan 75%. Adapun, Indonesia menargetkan inklusi keuangan 91% pada tahun 2025 dan 98% pada 2045.

Peraih Nobel di Bidang Ekonomi, Paul Romer membeberkan banyak manfaat yang dapat diperoleh salah satunya untuk meningkatkan inklusi keuangan. Sayangnya, saat ini masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses ke layanan perbankan dan keuangan formal karena kurangnya dokumen identitas.

"Ini menciptakan identitas bagi orang-orang yang tidak memiliki dokumentasi lengkap. Sektor formal seperti perbankan pun dapat mengetahui siapa mereka dan hal ini juga memberikan keuntungan bagi siapa pun yang bertransaksi dengan orang lain, mereka dapat mengetahui dengan siapa mereka berurusan," ujar Paul Romer dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025, Kamis (30/1/2025).

Untuk mencapai target ini, Romer mengatakan Indonesia dapat mencontoh sistem identifikasi unik milik India, bernama Aadhaar untuk meningkatkan inklusi keuangan. Hal ini diungkapkan dirinya dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025.

Aadhaar adalah sistem identifikasi unik di India yang dikelola oleh Unique Identification Authority of India (UIDAI). Ini adalah nomor identitas 12 digit yang diberikan kepada setiap penduduk India berdasarkan data biometrik (sidik jari dan pemindaian iris) serta data demografis mereka.

Romer pun menjelaskan jika Bank BRI atau lembaga keuangan lainnya dapat menerapkan sistem tersebut, akan menguntungkan banyak pihak. Terutama masyarakat Indonesia yang masih belum memiliki akses kepada bank formal.

"Hal ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar dalam hal akses terhadap sistem keuangan, akses terhadap kerugian untuk menggunakan perekonomian modern," ujarnya.

Sebagai catatan, Indonesia dan India telah meresmikan aliansi strategis di bidang digital melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Komunikasi dan Digital RI dan Kementerian Elektronik serta Teknologi Informasi India.

Kesepakatan ini menjadi bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Republik India ke-76, menandai era baru kerja sama teknologi Asia. MoU ini mencakup pengembangan teknologi AI dan Internet of Things (IoT), serta pengerjaan infrastruktur publik digital (DPI), keamanan siber, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Festival Keagamaan di India Makan Korban, 40 Tewas

Next Article Video: PM India Serukan Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|