Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik di Suriah kembali memanas setelah ratusan pejuang dukungan Iran dari Irak melintasi perbatasan pada Senin (2/12/2024) untuk mendukung pasukan pemerintah melawan pemberontak yang berhasil merebut Aleppo pekan lalu.
Sementara itu, kelompok Hizbullah dari Lebanon, yang sebelumnya menjadi kekuatan utama dalam mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, belum memutuskan untuk bergabung kembali dalam pertempuran ini.
Serangan kilat pemberontak di Aleppo merupakan keberhasilan terbesar kelompok anti-Assad dalam beberapa tahun terakhir. Sejak merebut kota itu melalui pengepungan pada 2016, pemerintah Suriah memegang kendali penuh atas Aleppo, yang dulunya adalah kota terbesar di negara tersebut.
Menurut Hadi al-Bahra, kepala kelompok oposisi utama Suriah di luar negeri, pemberontak berhasil merebut kota itu karena Hizbullah dan kelompok dukungan Iran lainnya sedang teralihkan oleh konflik dengan Israel.
"Persiapan untuk serangan ini telah dilakukan sejak tahun lalu, tetapi tertunda oleh perang di Gaza," katanya kepada Reuters.
Setidaknya 300 pejuang, terutama dari kelompok Badr dan Nujabaa di Irak, dilaporkan melintasi perbatasan menggunakan jalur darat untuk menghindari pos perbatasan resmi. Menurut sumber keamanan Irak, mereka dikirim untuk "melindungi tempat suci Syiah."
Sumber militer Suriah menyebutkan bahwa para pejuang ini dikirim dalam kelompok kecil untuk menghindari serangan udara. "Ini adalah pasukan baru yang dikirim untuk membantu rekan-rekan kami di garis depan utara," katanya.
Namun, Pemimpin Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak, yang membawahi kelompok milisi besar Syiah, menyangkal bahwa mereka mengirimkan pejuang ke Suriah.
Di sisi lain, juru bicara kelompok bersenjata Irak yang sejalan dengan Iran, Kataib Hizbullah, menyatakan bahwa mereka "memantau agresi terhadap rakyat Suriah" tetapi belum memutuskan untuk mengirim pejuang.
Hizbullah, yang sebelumnya menjadi ujung tombak aliansi militer Assad, masih belum siap untuk kembali bertempur setelah terlibat konflik dengan Israel hingga gencatan senjata pekan lalu. Tiga sumber menyebutkan bahwa kelompok ini telah menarik para perwira senior mereka dari Aleppo untuk membantu perang darat melawan Israel.
Menurut seorang sumber Lebanon dan seorang sumber Suriah, Hizbullah telah menarik pasukan dari Suriah sejak pertengahan Oktober ketika konflik dengan Israel memanas.
Dinamika Geopolitik Regional
Arab Saudi dan Amerika Serikat melihat melemahnya Hizbullah sebagai peluang untuk menjauhkan Assad dari pengaruh Iran. Diskusi antara Uni Emirat Arab dan AS terkait kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Assad jika ia mengurangi ketergantungan pada Teheran terus berlangsung.
Namun, keberhasilan pemberontak di Aleppo dapat membuat Assad makin bergantung pada dukungan Iran.
Sementara itu, pemerintah Suriah menyatakan bahwa angkatan udara mereka bersama Rusia telah melancarkan serangan terhadap posisi pemberontak di wilayah pedesaan timur Aleppo. Organisasi penyelamat White Helmets melaporkan serangan udara di daerah pemukiman dan kamp pengungsi di Idlib yang menewaskan tujuh orang, termasuk lima anak-anak.
Di provinsi Hama, pasukan pemerintah melancarkan operasi untuk mengamankan kota-kota yang direbut kembali dari pemberontak, sementara pemberontak melancarkan serangan balasan yang menewaskan tiga orang, menurut televisi pemerintah.
Keterlibatan Turki
Kelompok pemberontak di Aleppo, Idlib, dan Hama mencakup faksi-faksi arus utama yang didukung oleh Turki serta Hayat Tahrir al-Sham, afiliasi al-Qaeda di Suriah.
Pejabat Turki mengatakan bahwa pihaknya tidak memberikan izin atas serangan pemberontak, sementara Hayat Tahrir al-Sham bertindak secara independen dari Ankara.
Menurut kantor berita Anadolu, pasukan oposisi yang didukung Turki telah merebut kota Tel Rifaat dari milisi Kurdi YPG dan terus maju di wilayah sekitar distrik tersebut. Sumber pemberontak menyebutkan bahwa kelompok YPG telah meninggalkan posisi mereka di distrik Sheikh Maqsoud di Aleppo sebagai bagian dari kesepakatan dengan pasukan pemberontak.
Dengan situasi yang terus berkembang, konflik di Suriah berpotensi memicu ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan yang sudah terguncang oleh konflik di Gaza dan Lebanon.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Suriah Memanas! Pasukan Pemerintah Serang Oposisi, 12 Tewas
Next Article Awas Perang Baru di Arab, Pangkalan Militer AS Diserang Roket