Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga orang tewas setelah sebuah pesawat amfibi jatuh di dekat destinasi wisata populer, Pulau Rottnest, Australia Barat. Pesawat Cessna 208 Caravan 675 milik pribadi tersebut, yang membawa tujuh orang di dalamnya, diyakini menabrak batu kapur kecil bernama Phillip Rock saat lepas landas dari Pulau Rottnest, Selasa (7/1/2025) sore sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Pesawat tersebut jatuh ke perairan dekat Teluk Thomson dengan tujuh orang di dalamnya, termasuk pilot. Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (CASA) pada Rabu (8/1/2025) menyatakan operator pesawat, Swan River Seaplanes, menghentikan semua operasinya pascakecelakaan.
Empat korban selamat berhasil ditarik dari air pada Selasa. Seorang pria Swiss berusia 63 tahun, seorang pria berusia 63 tahun, dan seorang wanita berusia 65 tahun dievakuasi ke rumah sakit Fiona Stanley dengan berbagai tingkat cedera.
Seorang wanita Denmark berusia 58 tahun juga dievakuasi ke rumah sakit Royal Perth untuk perawatan medis.
Komisioner Polisi Australia Barat, Col Blanch, mengatakan pada Rabu bahwa cedera yang dialami para korban bervariasi dari cedera ringan hingga cedera tangan yang sangat serius.
Upaya penyelamatan yang dipimpin oleh polisi dan tim layanan darurat, serta melibatkan kapal sipil, dilakukan pada Selasa malam. Jenazah tiga korban tewas ditemukan dari reruntuhan oleh penyelam polisi perairan pada Selasa malam, dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Roger Cook pada Rabu pagi waktu setempat.
Korban termasuk pilot berusia 34 tahun yang tinggal di Perth, seorang wanita berusia 65 tahun yang diyakini sebagai turis dari Swiss, dan seorang pria berusia 60 tahun yang diyakini sebagai turis dari Denmark. Blanch menyebut operasi penyelamatan sebagai "operasi yang sulit dan berbahaya" bagi para penyelam polisi yang menyelam hingga kedalaman sekitar 8 meter untuk menemukan jenazah.
Sebagian reruntuhan pesawat ditarik ke pantai di Pulau Rottnest, Australia, Selasa, 7 Januari 2025 setelah pesawat amfibi itu jatuh. (Australian Broadcasting Corporation via AP)
Investigasi
Rottnest Island, sekitar 20 km dari lepas pantai Perth, adalah destinasi liburan yang populer dan rumah bagi quokka, hewan asli yang terkenal di dunia. Insiden tragis ini disaksikan oleh banyak turis, termasuk keluarga dengan anak-anak yang sedang menikmati liburan musim panas di pulau tersebut.
"Pikiran saya bersama keluarga dan teman-teman para korban. Ini tentu saja sangat sulit bagi semua yang terlibat," kata Cook, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
"Kejadian tragis ini terjadi di depan banyak orang, di tempat yang biasanya memberikan begitu banyak kegembiraan, terutama pada saat seperti ini, sangat menyedihkan," tambahnya.
Pesawat tersebut jatuh dekat Teluk Thomson, lokasi pelabuhan feri Rottnest. Cook menyebut laporan awal bahwa pesawat menabrak Phillip Rock di pintu masuk Teluk Thomson "belum dikonfirmasi" dan akan menjadi bagian dari penyelidikan.
Penyebab kecelakaan masih belum diketahui, dan polisi WA membantu Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) dalam penyelidikan mereka.
Sebagian besar pesawat masih terendam di perairan, dan zona larangan sejauh 200 meter diberlakukan saat puing-puing diangkat. Beberapa panggilan darurat diterima polisi pada pukul 16.00 pada Selasa terkait kecelakaan pesawat tersebut, kata Blanch.
Tanggapan multi-lembaga dilakukan, termasuk polisi perairan, Pos Keperawatan Pulau Rottnest, Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat, Layanan Dokter Terbang Kerajaan, dan St John Ambulance. Blanch mengucapkan terima kasih kepada anggota masyarakat yang langsung beraksi menyelamatkan nyawa sesaat setelah kecelakaan terjadi.
Seorang yang terluka ditempatkan di bagian belakang ambulans di Pulau Rottnest, Australia, Selasa, 7 Januari 2025 setelah pesawat amfibinya jatuh. (AuBC/Channel 7/Channel 9 via AP)
Kesaksian dan Tanggapan Pemerintah
Greg Quin, seorang saksi mata, mengatakan kepada radio ABC di Perth bahwa pesawat jatuh sesaat setelah lepas landas dari teluk, hanya mencapai sekitar 3 meter di atas air sebelum tiba-tiba turun.
"Kami melihat pesawat amfibi itu lepas landas dan saat mulai mengangkat dari air, pesawat itu tiba-tiba terbalik dan jatuh," katanya.
Pada Rabu pagi, Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut kecelakaan itu sebagai "berita yang sangat menyedihkan". "Hati saya bersama semua yang terlibat," kata perdana menteri.
Operator pesawat, Swan River Seaplanes, baru-baru ini mengakuisisi pesawat tersebut yang digunakan untuk penerbangan wisata di sekitar Perth dan Pulau Rottnest. CASA bekerja sama dengan mereka untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut.
"Belasungkawa terdalam kami sampaikan kepada semua yang terlibat dalam kecelakaan tragis ini, dan kami siap membantu ATSB dalam penyelidikan mereka," kata CASA dalam pernyataan Rabu sore.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh Di Kazakhstan
Next Article Pesawat Jatuh di Sao Paulo Brasil, 61 Orang Tewas