Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah orang kaya China dilaporkan mulai berpikir untuk meninggalkan negara itu. Hal ini terjadi saat ekonomi Negeri Tirai Bambu itu berada dalam kondisi yang belum optimal.
Tahun lalu, 13.800 orang kaya meninggalkan China. Jumlah ini naik 28% dari tahun 2022 dan merupakan jumlah terbanyak di antara negara mana pun.
Firma migrasi investasi Henley & Partners memperkirakan rekor 15.200 jutawan China pindah pada akhir tahun 2024. Ketika para jutawan pergi, mereka cenderung membawa serta kekayaan mereka.
"Jika ini merupakan awal dari tren yang semakin cepat, maka hal itu dapat menghadirkan tantangan ekonomi bagi China," kata kepala analis dan ekonom China di Danske Bank, Allan Von Mehren, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (8/1/2025).
Sejumlah alasan menjadi motivasi para orang kaya China untuk keluar dari negaranya. Salah satunya adalah layanan asuransi kesehatan yang lebih mumpuni di luar, seperti yang diucapkan pengusaha asal Shanghai, Jane Meng.
Lima tahun lalu, Meng bepergian dari rumahnya di Shanghai ke Hong Kong untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa untuk ulang tahunnya. Pemilik perusahaan impor-ekspor yang kaya berusia 31 tahun itu tidak mencari jam tangan atau tas tangan desainer, melainkan asuransi.
"Saya tidak percaya pada sistem perawatan kesehatan dan pasar asuransi China yang mampu menyediakan perawatan dan asuransi yang mungkin saya perlukan di kemudian hari," kata Meng.
"Jadi, saya memutuskan untuk pergi dan membuka rekening bank di Hong Kong dan mendapatkan asuransi di sana."
Selain itu, kondisi ekonomi China yang belum sepenuhnya prima menjadi alasan. Aktivitas ekonomi melambat jauh di bawah tren historis, sehingga muncul keraguan bahwa Beijing akan mencapai target pertumbuhan sekitar 5% pada tahun 2024. Pengangguran di kalangan pemuda meningkat, berkisar di atas 17% .
Pengeluaran rumah tangga, sekitar 40% dari produk domestik bruto (PDB), masih jauh di bawah rata-rata global, dan pasar properti terus dilanda kemerosotan berkepanjangan yang menyebabkan harga turun sekitar 8 persen dari puncaknya.
Pada saat yang sama, tindakan keras terhadap sejumlah besar industri, mulai dari teknologi hingga keuangan dan bimbingan belajar privat, telah menimbulkan kekhawatiran di dunia bisnis dalam beberapa tahun terakhir, seperti juga hilangnya sejumlah pengusaha terkenal seperti Bao Fan.
Bao, salah satu bankir investasi paling terkenal di kancah teknologi China, tidak terdengar kabarnya sejak Februari 2023, ketika perusahaan investasinya China Renaissance mengumumkan bahwa ia 'bekerja sama' dalam penyelidikan.
Menurut Meng, kondisi ini pun memaksanya juga untuk memindahkan modal ke luar China. Ia pun baru-baru ini membuka rekening bank di Singapura, tempat ia memindahkan sebagian besar asetnya.
"Saya tidak ingin menyimpan terlalu banyak uang di China, karena menurut saya, China sedang tidak dalam kondisi yang baik saat ini," imbuhnya.
"Saya benar-benar mempertimbangkan untuk pergi sama sekali. Saya hanya seorang pemilik usaha kecil, tetapi saya tahu bahwa banyak orang yang jauh lebih kaya dengan lebih banyak aset juga mempertimbangkan untuk meninggalkan China."
Lari ke Tetangga RI
Bagi mereka yang berhasil mentransfer aset mereka ke luar negeri, Singapura adalah salah satu pilihan paling populer. Orang-orang China yang kaya telah mendirikan ratusan kantor pengelolaan kekayaan di negara-kota tersebut dalam beberapa tahun terakhir dan merupakan kelompok pembeli rumah mewah asing terbesar pada tahun 2022.
Masuknya orang-orang China, serta skandal pencucian uang baru-baru ini, telah menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap kekayaan China yang masuk oleh otoritas Singapura.
Namun, dengan pengetatan semacam ini, menurut Henley & Partners Singapura tetap menjadi tujuan utama bagi jutawan China yang pergi. Posisi berikutnya diikuti Kanada dan Amerika Serikat (AS)
Meng dari Shanghai mengatakan tidak ada keraguan dalam benaknya tentang ke mana ia akan pergi. Menurutnya, Singapura merupakan pilihan yang nyaman dan aman baginya
"Saya dulu tinggal dan belajar di Singapura, jadi saya akan memilih untuk menetap di sana," tuturnya. "Itu akan menjadi yang paling nyaman bagi saya."
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Bank Dunia Prediksi Ekonomi China Tumbuh 4,5% Tahun 2025
Next Article JK Ingatkan Soal Pendidikan, RI Jangan Tiru Finlandia & Singapura!