Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan Rusia mengakui pihaknya bersalah atas jatuhnya sebuah maskapai penerbangan pada Desember 2024 lalu.
Baku sebelumnya menyebut pesawat ditembak oleh pertahanan udara Rusia.
Moskow telah mengakui bahwa pertahanan udaranya beroperasi di daerah tersebut pada saat itu, yang katanya diserang oleh pesawat tanpa awak Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta maaf bahwa "insiden" itu terjadi di wilayah udara negaranya tetapi belum menanggapi klaim bahwa pesawat itu terkena senjata Rusia.
"Kesalahan atas kematian warga negara Azerbaijan terletak pada perwakilan Federasi Rusia," kata Aliyev menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantornya, seperti dikutip AFP Selasa (6/1/2025).
Aliyev tengah bertemu dengan awak pesawat yang selamat dan anggota keluarga awak pesawat yang tewas dalam insiden tersebut.
Pemimpin Azerbaijan, yang dekat dengan Putin, telah mengeluarkan kritik keras yang jarang terjadi terhadap Moskow atas kecelakaan tersebut.
Ia menuntut permintaan maaf, pengakuan bersalah, dan hukuman bagi mereka yang terbukti bertanggung jawab atas penembakan "kriminal" pesawat tersebut.
Pada Senin, ia mengatakan bahwa "penyembunyian" Rusia atas penyebab dan "versi delusi" yang diajukan "menyebabkan kemarahan yang dapat dibenarkan".
Pernyataan awal oleh badan transportasi udara Rusia bahwa pesawat tersebut terpaksa mengalihkan penerbangan setelah menabrak burung telah memicu kemarahan di Baku.
Aliyev mengatakan tindakan pertahanan udara untuk Grozny - ibu kota wilayah Chechnya selatan Rusia, tempat pesawat tersebut akan mendarat - baru diumumkan setelah pesawat tersebut "ditembak dari darat".
"Jika ada bahaya bagi wilayah udara Rusia, maka kapten pesawat seharusnya segera diberi tahu," kata Aliyev.
Ia juga mempertanyakan mengapa pesawat tersebut dikirim ratusan kilometer melintasi Laut Kaspia ke kota Aktau di Kazakhstan untuk pendaratan darurat.
"Mengapa pesawat itu diarahkan ke Aktau, kami tidak punya informasi," kata Aliyev.
Sebuah jet Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines mendarat darurat di Kazakhstan pada tanggal 25 Desember, menewaskan 38 dari 67 orang di dalamnya, setelah dialihkan dari pendaratan yang dijadwalkan di kota Grozny, Rusia selatan.
Azerbaijan mengatakan hasil awal penyelidikannya menunjukkan pesawat itu secara tidak sengaja terkena rudal pertahanan udara Rusia.
Sementara Kremlin telah membuka penyelidikan kriminalnya sendiri tetapi belum mengatakan apakah mereka setuju dengan penilaian Baku.
Saat ini kotak hitam pesawat telah dikirim ke Brasil untuk dianalisis.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Presiden Azerbaijan Selidiki Penyebab Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airl
Next Article Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Bawa 67 Orang, 27 Selamat