Saksi Mata: Greta Thunberg Diseret, Dipaksa Cium Bendera Israel

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Aktivis kenamaan Greta Thunberg dilaporkan mengalami penganiayaan oleh aparat Zionis selepas diculik dari kapalnya yang menyertai Armada Global Sumud pekan lalu. Ia diculik bersama ratusan aktivis yang menyertai armada yang mencoba menembus blokade Jalur Gaza tersebut. 

Kesaksian penganiayaan ini disampaikan beberapa aktivis internasional yang dideportasi dari Israel. Sebanyak 137 orang yang dideportasi mendarat di Istanbul pada hari Sabtu, termasuk 36 warga negara Turki bersama aktivis dari Amerika Serikat, Italia, Malaysia, Kuwait, Swiss, Tunisia, Libya, Yordania dan negara-negara lain, kata pejabat Turki.

Aljazirah melaporkan, jurnalis Turki dan peserta Armada Sumud Gaza Ersin Celik mengatakan kepada media lokal bahwa dia menyaksikan pasukan Israel “menyiksa Greta Thunberg,” menggambarkan bagaimana dia “diseret ke tanah” dan “dipaksa mencium bendera Israel.”

Aktivis Malaysia Hazwani Helmi dan peserta asal Amerika Windfield Beaver memberikan laporan serupa di Bandara Istanbul, menuduh Thunberg didorong dan diarak dengan bendera Israel. "Ini bencana. Mereka memperlakukan kami seperti binatang," kata Helmi, seraya menambahkan bahwa para tahanan tidak diberi makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Beaver mengatakan Thunberg diperlakukan dengan buruk dan digunakan sebagai propaganda, mengingat bagaimana dia didorong ke sebuah ruangan ketika Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir masuk.

Rekaman penangkapan aktivis Global Sumud Flotilla Greta Thunberg oleh pasukan IDF di perairan Gaza, Rabu (1/10/2025).

Jurnalis Italia Lorenzo Agostino, yang pernah berada di armada tersebut, juga mengutip perlakuan terhadap Thunberg. "Greta Thunberg, seorang wanita pemberani, baru berusia 22 tahun. Dia dipermalukan dan dibungkus dengan bendera Israel dan dipamerkan seperti piala," katanya kepada Anadolu.

"Mereka memperlakukan kami seperti anjing. Mereka membuat kami kelaparan selama tiga hari. Mereka tidak memberi kami air; kami harus minum dari toilet… Hari itu sangat panas, dan kami semua terpanggang," ujar presenter TV Turki Ikbal Gurpinar,  Dia mengatakan cobaan itu memberinya pemahaman yang lebih baik tentang penderitaan di Gaza.

Aktivis Turki Aycin Kantoglu menceritakan dinding penjara yang berlumuran darah dan pesan-pesan yang ditulis oleh tahanan sebelumnya. "Kami melihat para ibu menuliskan nama anak-anak mereka di dinding. Kami sebenarnya mengalami sedikit apa yang dialami orang-orang Palestina," katanya.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|