Sri Mulyani Beberkan 5 Cara RI Luluhkan Hati Trump

10 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia telah menuntaskan negosiasi tahap awal dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) guna menghindari kebijakan tarif resiprokal untuk barang impor dari Tanah Air. Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif sebesar 32% kepada barang-barang dari Indonesia, termasuk tekstil dan alas kaki.

Negosiasi yang terjadwal pada 16-23 April 2025 dalam periode penundaan pemberlakuan tarif resiprokal selama 90 hari itu belum membuahkan hasil kongkrit, lantaran pembahasan masih terus berlangsung di luar jadwal negosiasi resmi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, masih terus berlangsungnya pembahasan negosiasi tarif ini karena AS sendiri belum menentukan langkah yang jelas terhadap kebijakan tarif resiprokal nya.

"Karena di Amerika sendiri suasananya juga masih sangat cair dengan apa yang disebut kepastian dari kebijakan ini, serta interaksi retaliasi antara Amerika dengan RRR yang juga masih terus dinamis," kata dia dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4/2025).

Oleh sebab itu, menurutnya, Indonesia dalam menjalankan negosiasi, selain telah memberikan beberapa tawaran ke AS, juga masih akan terus mengembangkan, meneliti, mengobservasi, dan memonitor perkembangan dari kebijakan tarif yang akan diterapkan Trump, maupun respons dari negara lain.

Yang jelas, Sri Mulyani menegaskan, pemerintah telah menjajaki negosiasi dengan Pemerintah AS terutama dalam kaitannya dengan kebijakan tarif resiprokal AS, yang meliputi lima penawaran kebijakan perdagangan khusus untuk Negeri Paman Sam itu.

Lima penawaran itu sebagai berikut:

1. penyesuaian tarif bea masuk untuk produk selektif dari AS

2. meningkatkan impor dari AS seperti produk migas, mesin-mesin dan peralatan teknologi, serta produk pertanian yang tidak diproduksi di Indonesia;

3. melakukan langkah reformasi di bidang fiskal (perpajakan dan kepabeanan);

4. Penyesuaian non-tariff measures (TKDN, kuota impor, deregulasi Pertimbangan Teknis/Pertek di beberapa K/L).

5. Melakukan kebijakan penanggulangan banjirnya perdagangan barang impor (trade remedies) secara responsif dan cepat.

Sri Mulyani menegaskan, dalam negosiasi itu, pihak Amerika sendiri menyampaikan bahwa mereka tidak dalam kondisi krisis atau ingin menciptakan krisis melalui penerapan tarif resiprokal itu, tapi ingin menciptakan perdagangan yang adil.

"Jadi banyak pembahasan hari ini adalah mengenai rezim perdagangan global yang adil dan reformasi dari World Trade Organization agar dia mampu untuk mengakomodasi berbagai pressure politik maupun harapan dari semua negara anggotanya," ujar Sri Mulyani.


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Lawan Ancaman Tarif Trump, RI Siap Alihkan Ekspor Ke Eropa & Australia

Next Article Video: Ekonomi Dunia Masih Gelap, Sri Mulyani Minta Semua Waspada!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|