Tiba-Tiba Rusia Pangkas Kuota Ekspor Gandum, Pengusaha RI Bilang Gini

13 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengumumkan bakal memangkas kuota ekspor gandumnya pada tahun 2025 nanti. Kuota ekspor dipangkas sebesar 62,07% atau 8 juta ton. Pengetatan ekspor ini dilakukan untuk menjamin pasokan pasar domestik dan menstabilkan harga.

Grain Central melaporkan, otoritas Rusia pada hari Jumat (29/11/2024) mengumumkan, kuota ekspor gandum untuk paruh kedua tahun pemasaran, 15 Februari-30 Juni 2025, hanya sebesar 11 juta ton. Angka ini turun dari kuota di periode sama tahun 2024 yang sebesar 29 juta ton.

Di saat bersamaan, laporan itu menyebut, Kementerian Pertanian Rusia juga menaikkan bea ekspor gandum lebih dari 18% mulai 4 Desember 2024.

Lalu bagaimana efeknya bagi Indonesia?

Direktur Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) Ratna Sari Loppies mengatakan, keputusan Rusia memangkas kuota ekspor itu tidak akan memicu dampak signifikan bagi Indonesia.

"Menurut saya tidak terlalu signifikan. Karena volume Rusia tidak terlalu besar dan banyak substitusinya," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (4/12/2024).

"Harga gandum sendiri saat ini sudah stabil dan produksi negara-negara aman," tambah Ratna.

Sebagai catatan, Indonesia mengimpor hampir 100% kebutuhan gandum untuk memproduksi tepung terigu dan pakan. Rusia menjadi salah satu negara pemasok gandum ke Indonesia.

Tahun 2023, impor gandum tercatat naik jadi 10,58 juta ton dari tahun 2022 yang sebanyak 9,35 juta ton

Sepanjang Januari-September 2024, BPS mencatat impor gandum Indonesia meningkat 19,5% menjadi 9,45 juta ton dibandingkan periode sama tahun 2023.

3 negara pemasok utama adalah Australia (2,27 juta ton), Kanada (1,82 juta ton), dan Argentina (1,32 juta ton).

Jika mengutip catatan APTINDO, impor gandum RI dari Rusia pernah menembus 1 juta ton. Yaitu tahun 2017 sebanyak 1,222 juta ton dan tahun 2018 sebanyak 1,228 juta ton. Tahun 2016, impor dari Rusia hanya 991 ton dan tahun 2019 sebanyak 516.929 ton.

Pada saat perang Rusia-Ukraina pecah di tahun 2022, impor gandum RI dari Rusia tercatat nol.

Periode Januari-September 2024, data APTINDO menunjukkan, impor gandum RI dari Rusia melonjak 176,9% jadi 986.010 ton dari periode sama tahun 2023. Porsi impor dari Rusia tercatat sebesar 10,4% dari total impor gandum Januari-September 2024.

Ratna menegaskan, meski ada kenaikan impor dari Rusia, tidak akan memicu fluktuasi di Indonesia.

"Efek harga naik bisa saja terjadi karena Rusia membatasi ekspornya. Namun kejadian ini bukan pertama kali. Tahun 2019 dan 2020 kita pernah mengalami hal ini juga. Selama ada opsi penggantinya, kondisi aman," kata Ratna.

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso beserta Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng dalam peluncuran Misi dagang Kanada di Indonesia, di Hotel Mulia Jalan Asia Afrika Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024). (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso beserta Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng dalam peluncuran Misi dagang Kanada di Indonesia, di Hotel Mulia Jalan Asia Afrika Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024). (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)
Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso beserta Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng dalam peluncuran Misi dagang Kanada di Indonesia, di Hotel Mulia Jalan Asia Afrika Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024). (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Apalagi, imbuh dia, saat ini Indonesia dan Kanada pun telah sepakat akan melakukan perjanjian dagang bebas pada tahun 2025 lewat Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso dalam konferensi pers bersama Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).

"Perundingan Indonesia-Kanada CEPA telah selesai secara substantif dan diumumkan oleh kedua negara di sela-sela KTT APEC tanggal 15 November 2024 di Lima, Peru. Kedua negara sepakat perjanjian dapat ditandatangani pada pertengahan 2025 dengan perkiraan waktu implementasi pada tahun 2026," kata Budi.


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Biden Minta Trump Kaji Ulang Rencana Pengenaan Tarif Tinggi

Next Article Video: Rusia Buru Janda Pemimpin Oposisi Alexei Navalny

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|