Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan beberapa petinggi teknologi berkunjung ke beberapa negara Arab sepanjang pekan lalu. Trump bertandang ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk membahas kerja sama strategis.
Hasilnya langsung jelas terlihat. Fase pertama proyek data center AI raksasa di UEA diproyeksikan akan beroperasi pada 2026 mendatang, dengan disokong 100.000 chip Nvidia asal AS.
Proyek yang dinamai 'Stargate UEA' tersebut merupakan bagian dari ambisi Trump untuk membangun data center terbesar di dunia di luar AS, dikutip dari Reuters, Jumat (23/5/2025).
Sebagai informasi, Stargate merupakan proyek yang sebelumnya sudah diumumkan Trump di AS untuk mengumpulkan pendanaan US$100 miliar dalam menggenjot pengembangan AI. Proyek ini bermitra dengan pihak swasta seperti SoftBank, OpenAI, dan Oracle.
Kemitraan terbaru dengan UEA menghapus pembatasan yang diberlakukan AS sebelumnya. AS sempat membatasi teknologi canggih ke UEA karena hubungan dekat negara Arab tersebut dengan China.
Proyek data center AI raksasa di UEA yang didukung teknologi AS akan berkapasitas 5 gigawatt. Fase pertama proyek ini di bawah Stargate UEA akan berkapasitas 1 gigawatt.
Proyek raksasa itu dibangun dengan kerja sama strategis antara UEA dengan raksasa-raksasa teknologi AS seperti OpenAI, Oracle, Nvidia, Cisco, dan SoftBank.
Para perusahaan mengatkaan proyek Stargate UEA akan menggunakan sistem Grace Blackwell GB300 dari Nvidia, yakni server AI paling canggih yang ditawarkan Nvidia saat ini.
Kapasitas 200 megawatt pertama akan beroperasi mulai 2026 mendatang, menurut keterangan para raksasa teknologi. Mereka tak menjabarkan berapa banyak server awal yang akan tersedia, tetapi firma analis TrendForce mengestimasikan sekitar 1.400 server yang setara dengan 100.000 chip Nvidia.
"Platform pertama di dunia ini akan memungkinkan setiap lembaga pemerintah dan lembaga komersial UEA untuk menghubungkan data mereka ke model AI tercanggih di dunia," kata Larry Ellison, kepala teknologi dan ketua Oracle, dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, pemerintahan Trump mengumumkan akan menghapus kebijakan era Joe Biden sebelumnya yang membatasi aliran chip AI ke beberapa negara berdasarkan kategori, termasuk UEA.
Kementerian Perdagangan AS belum mengumbar aturan baru yang akan berlaku terkait kontrol ekspor chip. Namun, aturan baru itu akan lebih fokus mengarah ke pemblokiran akses chip yang lebih ketat ke China dan lebih longgar ke negara-negara yang bukan musuh.
"Pemerintah AS akan mengadakan kelompok kerja antara AS dan UEA untuk memastikan bahwa proyek terbaru memenuhi standar keamanan AS yang kuat dan upaya lain untuk menyebarkan infrastruktur AI secara bertanggung jawab, baik di UEA maupun secara global," menurut keterangan Kementerian Perdagangan AS.
Apabila dilihat lebih perinci, kemitraan AS dengan negara-negara Arab terbagi menjadi beberapa proyek yang bernilai total US$2 triliun (Rp32.580 triliun).
Pertama, kesepakatan investasi sebesar US$600 miliar (Rp9.772 triliun) dari Arab Saudi, perjanjian pertukaran ekonomi senilai US$1,2 triliun (Rp19.548 triliun) dengan Qatar, kesepakatan komersial dan pertahanan antara AS-Qatar senilai US$243,5 miliar (Rp3.966 triliun), serta kesepakatan komersial antara AS-UEA senilai US$200 miliar (Rp3.258 triliun).
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Investasi Kripto Saat "Titah" Trump Bikin Gejolak Pasar
Next Article Dompet Induk TikTok Tebal, Mau Tebar Duit Buat Sumber Cuan Baru