Tsunami PHK 'Sapu' Ribuan Pekerja Pabrik di RI, Ini Kata Pemerintah

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepertinya masih terus berlangsung seiring dengan lesunya industri elektronik. Setelah PT Sanken Indonesia mengumumkan rencana penghentian produksinya pada Juni 2025 mendatang, kini dua pabrik berlabel Yamaha juga akan menutup operasinya. Hal itu berdampak pada nasib 1.100 pekerjanya yang terancam kehilangan pekerjaan

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, mengakui gempuran impor barang elektronik menjadi salah satu penyebab yang membuat daya saing produk lokal harus tergerus.

"Elektronik 1 dari 7 sektor yang dapat perhatian Kemenperin, bukan hanya karena penyumbang GDP besar, tapi penyerapan tenaga kerja besar dan melihat gempuran produk impor juga cukup mengkhawatirkan khususnya barang impor, memprihatinkan, sektor elektronik selalu kita perhatikan. Tapi selama ada gempuran dari negara tertentu produk ke Indonesia, we have to do something," kata Agus, dikutip Sabtu (1/3/2025).

Sektor elektronik sejatinya menjadi salah satu prioritas dari beberapa sektor lain yang menjadi perhatian pemerintah. Namun banyak produk lokal yang akhirnya kalah bersaing dari impor.

"Dalam pandangan kami satu orang PHK itu masalah, karena PHK itu enggak boleh dilihat sebagai statistik, kita harus mencoba merasakan gimana PHK itu, adik kita, kakak kita, maka isu kasus itu selalu kita pelajari, apa dia tutup? Kalau tutup kenapa? Mismanagement? Over ekspansi? Atau tidak bisa bersaing dengan produk lain, sebut saja produk impor yang datang dari negara tertentu, artinya memang competitiveness mereka," sebutnya

Ia menyadari, setiap terjadi PHK maka Kemenperin dan Kemnaker yang bakal menjadi sorotan utama. Namun, kewenangan keduanya juga terbatas dan belum tentu bisa membenahi seluruh tata niaga dari bidang perusahaan tersebut.

"Kalau ada PHK yang jadi perhatian pasti kantor ini dan kantor sebelah (Kemnaker), tapi problemnya harus kita cari, karena yang berhak memberi insentif misal berkaitan competitiveness ngga cukup insentif, yang punya kewenangan memberi insentif (utamanya) bukan kantor ini, juga bukan sebelah, berkaitan safeguard, lartas, non tarrief barrier (NTB) itu ada di kantor ini, tapi dikit sekali," sebut Agus.

Sebagai informasi, Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz sebelumnya mengungkapkan ada dua pabrik Yamaha akan tutup, yaitu PT Yamaha Music Product Asia di kawasan MM2100 Bekasi dan PT Yamaha Indonesia di Pulogadung, Jakarta. Keduanya memproduksi alat musik piano.

"PT Yamaha Music Product Asia yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Bekasi akan tutup pada akhir Maret 2025. Pabrik ini mempekerjakan sekitar 400 orang. Sementara PT Yamaha Indonesia di Pulo Gadung, Jakarta, yang memiliki 700 karyawan akan berhenti beroperasi pada akhir Desember 2025," ungkap Riden kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/2/2025).

Sebelumnya, pabrik komponen elektronik PT Sanken Indonesia yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Cikarang juga mengumumkan akan tutup total mulai Juni 2025 nanti.

Meski bukan pabrik elektronik, produsen bulu mata palsu, PT Danbi International juga dilaporkan sedang dalam proses pailit, hingga menyebabkan 2.100-an orang pekerja bakal kehilangan pekerjaan.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sritex Tutup Total, Semua Karyawan Terakhir Kerja Hari Ini

Next Article Video: Pak Prabowo, Korban PHK Sudah Capai 64 Ribu Orang!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|