Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas menuduh Rusia menjadikan gas sebagai senjata untuk melawan Moldova. Kecaman ini disampaikannya Kallas melalui media sosial X.
"Rusia terus menggunakan gas sebagai senjata dan sekali lagi Moldova menjadi target perang hibridanya," tulis Kallas, seperti dikutip Rabu (8/1/2025). "Berkat dukungan Uni Eropa, Moldova tetap tangguh dan terhubung dengan baik dengan jaringan energi Eropa."
Selama beberapa dekade, Transnistria, wilayah yang memisahkan diri yang sebagian besar berbahasa Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina, telah menerima gas Rusia melalui Ukraina.
Namun, rute tersebut terputus pada Hari Tahun Baru setelah Ukraina menolak memperpanjang kesepakatan transit dengan Moskow, yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun perang antara kedua negara.
Pemerintah Moldova menyalahkan krisis tersebut pada Gazprom, yang menurutnya telah menolak untuk memasok gas yang dikontrak ke Transnistria melalui rute Transbalkan alternatif dan teruji.
Akibatnya, wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova ini telah kekurangan gas sejak awal tahun di tengah pertikaian keuangan antara Chisinau dan raksasa gas milik negara Rusia, Gazprom.
Sementara Gazprom menyalahkan utang Moldova yang belum dibayar yang menurut Moskow berjumlah total US$709 juta sebagai alasan gangguan tersebut. Namun, Moldova membantah utang tersebut dan mengatakan posisinya didukung oleh audit internasional.
Dalam unggahannya, Kallas mengatakan bahwa ia menegaskan kembali "solidaritas UE yang tak tergoyahkan dengan Moldova" dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Moldova Dorin Recean.
Gangguan tersebut kini memengaruhi lebih dari 51.000 rumah tangga di Transnistria. Diperkirakan 1.500 gedung apartemen tidak memiliki pemanas, dan fungsi ekonomi juga mengalami tekanan.
Sementara itu, sebidang tanah tipis Transnistria secara de facto telah dikuasai oleh pasukan pro-Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet, tetapi secara internasional diakui sebagai bagian dari Moldova.
Moldova mengatakan bahwa Moskow secara keliru menyalahkannya atas krisis tersebut, yang menurutnya telah disulut Rusia secara artifisial untuk melemahkan pemerintah menjelang pemilihan parlemen tahun ini.
Akhir tahun lalu, Rusia dituduh mencampuri pemilihan umum yang menyebabkan pasukan pro-UE Moldova memenangkan mayoritas tipis.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ukraina Setop Jalur Gas Rusia Ke Eropa
Next Article Anggota NATO Blokir Bantuan Senjata untuk Ukraina, Uni Eropa Ngamuk