Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan menyebut badai PHK terjadi bukan tanpa sebab. Dia bilang PHK terjadi karena adanya perubahan kondisi ekonomi, kondisi geopolitik dan kondisi daya saing usaha di Indonesia.
"Bapak dan Ibu mafhum permasalahan kehilangan pekerjaan adalah dampak dari kondisi ekonomi, dampak dari kondisi makro, bisa juga geopolitik, dan dampak dari daya saing usaha kita," kata Yassierli dalam pidatonya di Social Security Summit 2024, di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, (26/11/2024).
Dia mengatakan deteksi awal tentang penyebab-penyebab PHK ini harus dilakukan. Dengan demikian, pemerintah bisa mengambil langkah lebih cepat untuk mencegah dampak lanjutan dari kondisi tersebut.
Langkah pencegahan itu, kata dia, dapat dilakukan dengan membuat regulasi hingga insentif untuk mencegah dampak perubahan itu kepada sektor tenaga kerja.
"Sehingga terkait kehilangan pekerjaan bisa kita mitigasi dari awal," ucap dia.
Foto: Pencari kerja mencari informasi lowongan pekerja dalam acara Jaknaker Expo di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis (22/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pencari kerja mencari informasi lowongan pekerja dalam acara Jaknaker Expo di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis (22/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat terjadinya kenaikan angka PHK pada Oktober 2024. Berdasarkan data terbaru dari Kemnaker tercatat sebanyak 63.947 tenaga kerja mengalami PHK hingga Oktober 2024. Angka ini melonjak 20,67% dibandingkan periode September 2024 sebanyak 52.993.
Provinsi Jakarta menjadi wilayah dengan angka PHK terbesar, yakni 14.501 tenaga kerja. Di urutan kedua di isi oleh Jawa Tengah dengan tercatat 12.489 tenaga kerja ter-PHK.
Kemudian pada posisi ketiga di duduki wilayah Banten sebesar 10.702 tenaga kerja ter-PHK. Pada urutan ke empat di isi oleh wilayah Jawa Barat sebanyak 8.508 tenaga kerja ter-PHK. Dan pada urutan kelima terbesar di isi oleh wilayah Jawa Timur sebesar 3.694 tenaga kerja ter-PHK.
Meningkatnya PHK pada periode Oktober, salah satunya disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat. Selain itu, ledakan barang impor mendorong gulung tikarnya pengusaha dalam negeri.
(rsa/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: NASA PHK 325 Karyawan Demi Hemat Anggaran
Next Article Menaker Yassierli Beri Bocoran Soal UMP 2025, Begini Kisi-kisinya