Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara perihal kemungkinan adanya tambahan untuk sektor industri penikmat harga gas "murah" atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) US$ 6 per MMBTU. Sebelumnya HGBT hanya dinikmati untuk tujuh sektor industri saja.
Agus sendiri belum dapat memastikan berapa banyak tambahan industri penerima HGBT. Namun yang pasti, pasokan gas merupakan komponen penting untuk proses produksi suatu industri.
"Pokoknya bagi Kementerian Perindustrian, gas itu merupakan komponen penting untuk proses produksi, termasuk bahan baku. Soal angkanya, soal berapa jumlahnya, tanya ke beliau (Menteri ESDM)," kata Agus ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (17/1/2025).
Oleh sebab itu, ia pun berharap agar kebijakan kebijakan HGBT dapat segera diberlakukan usai berakhir pada 31 Desember 2024. Mengingat operasional pabrik harus berjalan.
"Jadi gas yang dibutuhkan itu kan tetap harus ada. Pokoknya saya jawabannya sama, bahwa gas itu merupakan komponen atau variabel terpenting dalam proses produksi," katanya.
Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan terdapat usulan untuk menambah sektor industri penerima HGBT. Pihaknya pun perlu mengkaji nilai keekonomian dari usulan tersebut, termasuk apakah potensi pendapatan negara yang hilang dari kebijakan HGBT ini bisa terkompensasi dari peningkatan pendapatan dari perpajakan industri tersebut dan lainnya.
"Itulah kemudian agar industri itu bisa kompetitif, maka diberikan HGBT. Nah sekarang kalau dari 7 itu rasanya hampir bisa dapat dipastikan untuk dilanjutkan. Tetapi karena ada pengusulan tambahan (penerima HGBT). Nah pengusulan tambahan itu kita lagi menghitung secara ekonominya," jelas Bahlil saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Bahlil membeberkan bahwa pemerintah telah "mengorbankan" potensi pendapatan negara hingga Rp 67 triliun selama 2021-2024 untuk program HGBT. Ia lantas menekankan bahwa kelanjutan dari program HGBT jangan sampai merugikan negara lebih besar lagi.
"HGBT selama 2021-2024 potensi pendapatan negara yang terkonversi menjadi HGBT itu sebesar Rp 67 triliun. Jadi jangan sampai semua gas kita kasih ke HGBT negara nggak dapat pendapatan," bebernya.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bahlil Ungkap Sektor Industri Tetap Terima HGBT
Next Article Pemerintah Akui Jadi 'Korban' Pemberlakuan Harga Gas Murah Industri