Jakarta, CNBC Indonesia - Pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintah di berbagai kementerian dan lembaga ternyata juga menyasar Badan Pangan Nasional (Bapanas). Pemangkasan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025, yang dikeluarkan oleh Presiden Prabowo Subianto sejak 22 Januari 2025.
Meski dipangkas sampai 60%, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menanggapi hal ini dengan santai. Menurutnya, efisiensi anggaran adalah hal yang wajar, mengingat kondisi ekonomi saat ini yang membutuhkan prioritas di berbagai sektor.
"Nggak apa-apa, kan semua kementerian/lembaga ada efisiensi, nggak apa-apa. Badan pangan tentunya sangat memahami kondisi hari ini sehingga ada prioritas-prioritas di tempat lain yang lebih baik," kata Arief saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip Rabu (5/2/2025).
"Anggaran Bapanas sekarang tinggal sekitar Rp191 miliar," imbuhnya.
Meski terdengar besar, Arief memastikan pemangkasan ini tidak mengganggu program-program utama, khususnya yang berkaitan dengan distribusi pangan dan stabilisasi harga seperti pasar murah. Bapanas, sambungnya, telah menyesuaikan prioritas, termasuk memangkas anggaran untuk perjalanan dinas dan kegiatan lainnya.
Lalu, apa saja program yang paling terdampak dari pemangkasan ini?
Arief menyebut kegiatan seperti rapat-rapat dan perjalanan dinas menjadi target utama efisiensi.
"Rapat-rapat di luar, kemudian perjalanan dinas itu yang kita kurangi. Tapi fasilitasi distribusi pangan tetap kita jaga. Pasar murah untuk stabilisasi harga itu penting banget," tegasnya.
Walaupun banyak pos anggaran yang dipotong, Arief memastikan satu hal, gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Bapanas tetap aman.
"Gaji tidak ada yang dipotong, baik ASN maupun PPPK. Jadi, income karyawan tidak terpengaruh sama sekali," ujarnya, meluruskan kekhawatiran yang mungkin muncul di kalangan pegawai.
Setop Perjalanan Dinas ke Luar Negeri, AC Tetap Nyala
Di beberapa kementerian, pemangkasan anggaran berdampak hingga ke pengurangan fasilitas seperti kendaraan jemputan ASN atau mematikan lift untuk menghemat listrik. Namun, hal ini tidak berlaku di Bapanas.
"Efisiensi kita fokus di perjalanan dinas dan konsumsi saat rapat. Kalau rapat-rapat nggak ada konsumsi, ya nggak apa-apa. Biasanya kan 1 kotak makan Rp10.000-Rp15.000, nanti kita hemat pakai piring," ujar Arief sambil berseloroh.
Perjalanan dinas ke luar negeri juga dihentikan sepenuhnya. "Kalau perjalanan luar negeri, kita setop dulu. Namanya efisiensi kan begitu," tambahnya.
Namun, dia menegaskan efisiensi tidak berarti harus mengorbankan kenyamanan pegawai saat bekerja. "Bukan berarti AC dimatikan terus kerja jadi sesak-sesak, ya nggak lah. Efisiensi itu yang masuk akal. Masa pilih kerja atau pilih hemat listrik?" katanya.
Arief juga mengajak semua pihak untuk melihat pemangkasan anggaran ini dari sisi positif. Menurutnya, anggaran yang dipangkas bukan hilang begitu saja, tetapi dialihkan untuk kepentingan yang lebih besar.
"Presiden sudah menyampaikan, kita dukung lah. Anggaran ini dipakai untuk kepentingan yang lebih besar, seperti makan bergizi gratis, penyerapan Bulog, atau untuk petani. Jangan selalu lihat dari sisi negatifnya," pungkasnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tembus Rp 306 T, Ini Daftar Belanja yang Dipangkas Prabowo
Next Article Pencairan Anggaran Numpuk di Akhir Tahun, APBN Bisa Tekor Lebih Banyak