Bentuk dan Komitmen MHU dalam Mendorong Keberlanjutan Lahan Pascatambang

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Multi Harapan Utama (MHU), yang berada di bawah naungan MMS Group Indonesia (MMSGI), menjalankan program reklamasi sebagai bagian dari komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan. MHU tidak hanya memulihkan kembali ekosistem yang sempat hilang, tetapi juga menjadikan lahan pascatambang sebagai area produktif dan bermanfaat bagi komunitas setempat.

Upaya itu mereka lakukan sebagai bentuk konkret dari komitmen mereka dalam menerapkan upaya-upaya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang diusung perusahaan. Bagi MHU, keberlanjutan bukan hanya sekadar tujuan, melainkan juga menjadi pondasi penting dalam membangun masa depan yang lebih baik. Ini tercermin dalam tagline "Syncnergy for the Future".

Bukti keseriusan MHU terlihat di Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), yang dahulu gersang sebagai lahan-lahan bekas tambang batu bara kini perlahan berubah menjadi hamparan hijau yang menjadi tanda-tanda kehidupan. Pohon-pohon ulin, bayur, dan trembesi tumbuh subur di atas tanah yang dahulu digunakan untuk eksploitasi sumber daya, sementara suara burung elang dan enggang kembali mengisi langit sebagai tanda alam yang mulai pulih.

CEO MMSGI, Sendy Greti, menegaskan bahwa rehabilitasi lahan pascatambang merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa MMSGI tidak hanya berkontribusi dalam sektor energi tetapi juga dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

"Kami percaya bahwa langkah ini tidak hanya membantu menjaga keseimbangan lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi masyarakat untuk berkembang. Komitmen tinggi terhadap keberlanjutan menjadi inti dari segala hal yang kami lakukan untuk menciptakan masa depan Indonesia yang tangguh, berkelanjutan, dan lebih hijau," ujar Sendy dalam keterangan resmi, Jumat (31/1/2025).

Dengan visi ini, MHU dan MMSGI berupaya menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat, serta memberikan kontribusi nyata bagi generasi mendatang.

Kehidupan bagi Satwa Langka di Arboretum Busang

Membangun masa depan yang berkelanjutan MMSGI di Arboretum Busang di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, sejak 2018, menyulap kawasan ini menjadi ekosistem multifungsi. Kawasan ini mencakup hutan pendidikan dan penelitian, kawasan konservasi, area plasma nutfah, kantong dan koridor satwa, biodiversitas hutan wisata dan ekowisata, serta sumber bibit untuk tumbuhan lokal.

Proses revegetasi di Arboretum Busang dilakukan dengan metode monokultur, di mana jenis pohon yang dominan ditanam meliputi Acacia mangium, Peronema canescens, Paraserianthes falcataria, Vitex pinnata, serta pohon pionir lainnya seperti Gamal. Keberadaan pohon-pohon ini terbukti mampu menarik beragam flora dan fauna, menunjukkan potensi biodiversitasnya yang tinggi.

Di lahan seluas 16 hektare ini, berbagai spesies hewan yang hampir punah mulai kembali terlihat. Beberapa di antaranya adalah burung elang enggang, elang bondol, burung cabai merah, burung cabai bunga api, dan berbagai jenis capung langka. Yang paling menggembirakan, kukang Kalimantan (Nycticebus borneanus)-spesies yang masuk daftar terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN)-telah ditemukan kembali di kawasan ini.

Sebagai primata yang dilindungi, kukang Kalimantan menghadapi ancaman perburuan ilegal dan hilangnya habitat. Oleh karena itu, MHU berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan hewan-hewan tersebut sesuai dengan prinsip konservasi alam yang sejalan dengan konsep Environmental, Social, and Governance (ESG).

Sarana Belajar dan Wisata untuk Masyarakat

Arboretum Busang bukan sekadar proyek reklamasi, tetapi telah berkembang menjadi pusat pembelajaran, penelitian, dan konservasi yang bernilai tinggi. Dengan lebih dari 43 spesies tanaman baru serta 79 jenis tanaman herbal dan epifit, kawasan ini menjadi sumber informasi penting mengenai identifikasi dan karakteristik tumbuhan berkayu khas Kalimantan.

Arboretum Busang merupakan lahan bekas tambang dari MHU yang kini berhasil disulap menjadi rumah bagi banyak kehidupan. (Dok. MHU)

Tak heran jika Arboretum Busang kini menjadi magnet bagi para ilmuwan dan pencinta alam. Para peneliti rutin mengambil sampel tanaman untuk studi keanekaragaman genetik dan adaptasi lingkungan. Selain itu, MHU membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk mengunjungi kawasan ini melalui tur, seminar, dan program edukasi, guna meningkatkan pemahaman mereka tentang ekologi dan pentingnya konservasi.

Manfaat Berkelanjutan bagi Komunitas

Selain Arboretum Busang, MHU juga mengembangkan lahan bekas tambang seluas 4,5 hektare menjadi tempat penangkaran rusa sambar dan rusa timor. Program ini tidak hanya bertujuan untuk konservasi, tetapi juga diharapkan menjadi destinasi wisata baru bagi masyarakat di Kutai Kartanegara. Pengelolaan penangkaran ini akan melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Loa Ipuh Darat serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.

Selain itu, proyek sumber air bersih yang dikembangkan MHU telah mencapai progres signifikan. Kolam bekas tambang telah berhasil diubah menjadi sumber air yang tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, tetapi juga membantu petani dengan menyediakan air untuk irigasi. Akses air bersih yang lebih baik juga berkontribusi pada upaya pencegahan stunting, yang menjadi prioritas nasional.

Melalui berbagai inisiatif ini, MHU dan MMSGI telah menunjukkan bahwa industri pertambangan dapat menjadi kekuatan positif dalam pembangunan berkelanjutan. Transformasi lahan bekas tambang menjadi arboretum, penangkaran satwa, dan sumber air bersih membuktikan bahwa keberlanjutan bukan hanya sekadar konsep, tetapi sebuah aksi nyata yang memberikan manfaat bagi lingkungan dan komunitas.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kampus Dapat Izin Tambang, Ini Kata ESDM!

Next Article Kurangi Emisi Karbon Anak Usaha MMSGI dan Sembcorp Bangun PLTS

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|