Biar Gak Salah Pilih Saham, Yuk Pahami Laporan Keuangan dari 0

1 month ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan jumlah investor pasar modal telah melampaui 6 juta, tepatnya 6.001.573 single investor identification (SID) per Rabu (25/9/2024). Jumlah investor di pasar saham telah naik 744 ribu sepanjang tahun 2024 ini. Hingga Agustus 2024, investor lokal masih mendominasi kepemilikan saham di BEI dengan persentase 51,5% berbanding 48,5% porsi kepemilikan investor asing.

Kepemilikan investor individu juga masih dominan dengan persentase 53,3% dengan rincian 38,3% kepemilikan investor institusi dalam negeri dan 15% investor individu berbanding 46,6% kepemilikan investor institusi. Namun ternyata dari survei yang dilakukan CNBC Indonesia masih banyak investor yang kebingungan dalam membaca laporan keuangan.

Untuk itu, CNBC Indonesia menggelar Kelas Cuan yang membahas Belajar Baca Laporan Keuangan dari Nol Biar Gak Salah Pilih Saham. Tasya Natalia selaku Equity Analyst CNBC Indonesia menyebutkan baca laporan keuangan sangat penting agar tidak salah pilih saham.

Tasya juga menjelaskan dari awal misalnya kapan perusahaan merilis jadwal laporan keuangan.

"Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melaporkan laporan keuangan paling lambat 30 hari setelah periode berakhir," rinci Tasya dalam Kelas Cuan 4.0 secara daring, Jumat (27/9/2024).

Tasya merinci kuartal I atau Q1 atau periode Januari hingga Maret, maka perusahaan wajib merilis laporan keuangan paling telat 30 April. Kuartal II (Q2) atau periode April-Juni, maka perusahaan wajib merilis laporan keuangan paling terlambat 31 Juli.

Adapun Kuartal III (Q3) periode Juli-September maka perusahaan wajib merilis laporan keuangan paling terlambat 31 Oktober dan kuartal IV (Q4) Oktober-Desember maka perusahaan wajib merilis laporan keuangan paling terlambat 31 Maret.

"Membaca laporan keuangan memang agak rumit, misalnya yang ikut kelas ini hanya 31% masih bingung dengan istilah rumit, meski begitu laporang keuangan tetap harus dibedah," tegas Tasya.

Tasya menyebut, setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan laporan keuangan harus dibedah, pertama demi mengetahui kesehatan keuangan, mengetahui faktor yang dapat berpengaruh ke fundamental perusahaan, dan terakhir untuk mengantisipasi laporan keuangan yang dimanipulasi.

"Laporan keuangan itu hanya satu faktor dan kulitnya saja, oleh karena itu masih banyak hal yang terus dipelajari dan mendalami investasi di saham," pungkas Tasya.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Simak! Strategi Bertahan di Tengah Ekonomi Sulit

Next Article Belajar di Kelas Cuan, Analisis Fundamental Jadi Gampang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|