Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) kian memanas. Setelah gempuran blokir bertubi-tubi dari AS, China akhirnya bereaksi.
Pemerintahan Xi Jinping resmi melarang ekspor mineral penting seperti gallium, germanium, dan antimon, ke AS. Material tersebut banyak digunakan untuk kebutuhan militer.
Aksi pelarangan dari Beijing diumumkan setelah Washington mengumumkan pemblokiran baru pada sektor chip China.
Pelarangan terbaru dari China memperkuat pembatasan ekspor mineral-mineral penting yang sudah digencarkan ke AS sejak tahun lalu.
Eskalasi perang dagang antara China dan AS yang merupakan dua negara ekonomi terbesar di dunia terjadi sebulan sebelum Presiden AS terpilih Donald Trump kembali ke Gedung Putih.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pelarangan mineral penting ke AS untuk militer dan sipil tersebut dilakukan untuk menghindari ancaman keamanan nasional. Alasan itu juga selalu digunakan AS untuk menetapkan pemblokiran ke China.
Pemerintah China mengatakan pelarangan terbaru ke AS akan langsung diberlakukan pasca diumumkan resmi, dikutip dari Reuters, Rabu (4/12/2024).
Sebagai informasi, gallium dan germanium marak digunakan untuk pengembangan semikonduktor. Germanium juga digunakan untuk teknologi inframerah, kabel optik fiber, dan panel surya.
Sementara itu, antimon digunakan untuk peluru dan senjata lainnya. Selain tiga mineral tersebut, beberapa material grafit untuk pembuatan baterai mobil listrik juga dilarang masuk ke AS.
Langkah ini memunculkan kekhawatiran bahwa China akan memperluas blokirnya ke AS, termasuk melarang mineral lainnya seperti nikel dan kobalt.
"China sudah memberikan sinyal sejak beberapa saat lalu bahwa mereka akan mengambil langkah ini. Jadi, kapan AS mau belajar?" kata Todd Malan dari Talon Metals.
Juru bicara AS mengatakan Gedung Putih akan menilai larangan dari China, sembari menyiapkan langkah penting sebagai respons lebih lanjut. Namun, belum diperinci terkait langkah lanjutannya.
"Ini adalah perang dagang yang tak memiliki pemenang," kata Peter Arkell, Kepala Asosiasi Tambang Global di China.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Startup Pertanian Bantu Petani RI Tingkatkan Produksi
Next Article Makin Panas, Ini Taktik Baru China Lumpuhkan Amerika