Eks Dirjen Pajak Fuad Bawazier Beberkan Taktik Lawan 'Siluman Pajak'

2 months ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan era Presiden Soeharto yang juga pernah duduk sebagai Dirjen Pajak Kementerian Keuangan 

Fuad menceritakan pengalaman dirinya mengejar perusahaan yang kerap mengakali pajak, terutama perusahaan yang masuk ke bursa dalam negeri. Saat dia menjabat, ada beberapa perusahaan yang mengelak dari pajak dengan mendaftarkan korporasinya sebagai perusahaan luar, misalnya dari Singapura. Hal ini dilakukan untuk menghindari pajak.

"Gua tahu itu orang Indonesia pasti tuh. Tapi dia bikin perusahaan di Singapura, di Jogok, di luar negeri, di mana Kampung Island, transaksi di Indonesia. Nanti 180 hari sebelum jadi, ini wajib pajak tetap permanent establishment gitu lah. Pokoknya bahasa teknis lah. Dia sudah ngilang. Jadi kan gak kena pajak. Udah hilang semuanya," ujar Fuad, dalam Cup Cuan, Selasa (26/11/2024).

Dalam mengatasi perusahaan ini, Fuad memiliki cara sendiri. Menurutnya, kelompok ini biasanya enggan untuk diperiksa pajaknya sehingga Fuad meminta mereka tetap membayar pajak sesuai penghasilan dalam setiap transaksi. Hal ini yang dimaksud dengan pajak final. 

"Siluman gampang aja. Siluman-siluman gitu. (Mereka punya) Ribuan teknik di pajak. Pada transaksi lagi, mulai baru lagi, gak bayar pajak lagi. Sekarang gini aja, dihitung berapa. Pajak sekian, sekarang kamu naikkin, jadi berapa sekian," jelas Fuad.

"Udah lah. Naikkin 1 persen, 1 per mil ya. Naik, bisa-bisa. Saya rundingan sama mereka. Udah lah. Gue bilang, gue gak mau periksa-periksa kalian dah. Susah, saya bilang. Kalian kan gak ada yang suka diperiksa kan...udah lah gue gak mau periksa kalian. Bebas transaksi. Gue gak mau ganggu-ganggu. Saya beilang gitu. Kalian bayar pajak," ujarnya.

Saat itu, Fuad tidak berupaya menambah pegawai pajak ketika harus mengincar perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia berkelakar semakin banyak pegawai pajak, maka semakin susah masyarakat.

"Kayak maaf, kayak polisi kan. Bercanda kan. Makin banyak polisi lalu lintas, makin susah masyarakat itu kan. Digangguin melulu, katanya." ujar Fuad. Dia hanya memerintahkan pegawai pajak untuk menunggu keterbukaan informasi, tanpa harus memeriksa perusahaannya satu per satu.

"Ya udah. Gak usah ditambahin pegawai. Bungkak-bungkakin. Sekarang ada yang udah gol juga bisa tuh kalau udah selesai kerja. Saya bilang, kenapa? Sekarang kita ngong-ngong, tunggu pengumuman aja sore. Pengumuman. Bursa Efek ngumumin transaksi di Bursa Efek," tambahnya.

Dengan bermodal strategi ini, Fuad berhasil menambah setoran pajak dari perusahaan bursa. "Gak usah kerja apa-apa. Udah yang kerja mereka kita cuma monitor aja itu. Gak ada kerja," ujarnya.

Sebagai catatan, saat itu, Fuad menjadi sosok yang mempopulerkan istilah pajak final. Pajak final inilah yang kemudian dikenalkannya pada transaksi bursa efek. Pajak final adalah adalah pajak penghasilan final, yakni pajak yang dipotong/dipungut atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh WP Orang Pribadi di dalam negeri.

Jika Anda ingin mendengar cerita lengkap Fuad Bawazier, saksikan di Podcast Cuap Cuan di Youtube, Spotify, Anchor dan Apple Podcasts.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejar Target, Ditjen Pajak Cek Ulang Setoran Pajak Perusahaan

Next Article Video: Bantah Data NPWP Bocor, DJP Jamin Standar Keamanan Data

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|