Ekspansi Inalum Ditunggu, Permintaan di RI Masih Sampai Jutaan Ton

2 months ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanti rencana Holding BUMN Pertambangan MIND ID melalui anak usahanya PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk menggenjot kapasitas produksi aluminium di Indonesia. Hal tersebut menyusul permintaan aluminium yang diperkirakan akan melonjak dalam beberapa tahun ke depan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno menyatakan bahwa kebutuhan aluminium dalam negeri diramal akan mencapai sekitar 1,4-1,5 juta ton per tahun. Sementara pasokannya selama ini hanya dipasok oleh Inalum.

"Nah hanya dapat disuplai oleh Inalum, berapa Inalum sekarang? 275 ribu ton. Nah, kemarin Pak Dilo katanya mau ngembangin Inalum lagi ya? Tapi bukan ngomong-ngomong kan Pak? sekarang itu sering ya ngomong-ngomong gitu ya," kata dia dalam acara MIND ID Commodities Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Menurut Tri, dengan kebutuhan aluminium dalam negeri yang cukup besar, maka Inalum mempunyai peluang untuk menggenjot kapasitas produksi yang lebih besar. "Jadi poinnya masih ada space market untuk lokal, untuk aluminium itu sekitar antara ya 900 ribu sampai dengan 1,4 juta. Jadi cukup terbuka peluang itu," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengembangkan industri aluminium. Diantaranya dengan meningkatkan kapasitas produksi di beberapa unit fasilitas dan pengolahan (smelter) yang dimiliki.

"Jadi, kita punya rencana pengembangan nih. Ada yang di Kuala Tanjung, yang sekarang di Sumatera Utara, si aluminium smelternya si Inalum sekarang ada. Dengan kapasitas 275 ribu ini mungkin juga akan kita tingkatkan," kata Dilo dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, Kamis (21/11/2024).

Selain melakukan ekspansi smelter aluminium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, pihaknya juga berencana menggenjot kapasitas produksi smelter Alumina di Mempawah, Kalimantan Barat. Adapun, smelter ini dekat dengan bauksit, bahan baku untuk menjadi alumina.

"Bahkan mungkin kalau memang masih dibutuhkan kebutuhan alumina yang cukup besar, kita akan bangun lagi another 1 juta sehingga secara growth di MIND ID mungkin kita punya kapasitas alumina itu bisa sampai 2 juta sampai 3 juta. Ini yang nanti jadi bahan baku nih untuk aluminium yang baik itu akan kita rencanakan kita bangun di Kalimantan Barat maupun yang ada ekspansi yang ada di Sumatera Utara," katanya.

Meski begitu, Dilo mengakui bahwa investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas produksi alumina cukup besar. Setidaknya, perusahaan membutuhkan dana hingga US$ 1 miliar untuk pengembangan smelter alumina berkapasitas 1 juta ton.

"Jadi kalau kita mau nambah 2 juta itu sekitar 2 miliar dolar. Aluminium smelter itu kira-kira harganya itu sekitar 2.500 dolar per ton. Jadi kalau kita mau bangun 1 juta ya hampir 2,5 miliar dolar gitu. Jadi ini semua yang nanti akan menjadi salah satu tulang punggung pemerintah untuk bisa men generate pertumbuhan ekonomi melalui investasi hilirisasi," ujarnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi PT Inalum Perluas Pangsa Pasar Aluminium Global

Next Article Terus Naik, Inalum Bidik Produksi Hingga 1,5 Juta Ton Dalam 10 Tahun

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|