Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ishartini mengungkapkan bahwa hasil produk ikan Indonesia sulit masuk pasar Eropa. Hal ini pun membuat pengusaha kesulitan untuk mengekspor hasil ikan mereka dan berharap hambatan ini segera selesai. Tidak tinggal diam, KKP terus melakukan beragam upaya untuk bisa menyelesaikan hal ini.
"Saat ini sudah ada progress, kita sudah bisa menyelesaikan dan tindak lanjuti," ungkap Ishartini kepada CNBC Indonesia dalam acara IMFBF 2024: Blue Food Competent Authority Dialogue di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Ishartini menyebutkan akan segera menyelesaikan persoalan ini dan segera melakukan pertemuan bilateral dan mengkomunikasikan. Lebih rinci, dia menyebut akan mencari solusi dan memetakan jika memerlukan bantuan negara lain untuk masuk ke pasar Eropa.
"Kami setelah ini juga akan tetap melakukan bilateral meeting dengan mereka yang kompeten dan untuk bisa mengkomunikasikan permasalahannya dan apakah Indonesia bisa menyelesaikan sendiri? Apakah butuh bantuan dari negara lain dan sebagainya, itu yang kita komunikasikan," rinci Ishartini.
Selain menyelesaikan hambatan dalam ekspor, saat ini KKP terus mengambil langkah strategis untuk meningkatkan pengelolaan ikan tuna sebagai komoditas utama perikanan nasional. Melalui inovasi teknologi budidaya tuna atau tuna farming, pemerintah bertujuan untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan Tuna Farming sudah dilakukan di banyak negara maju, misalnya Australia hingga beberapa negara Eropa khususnya Turki.
"Salah satu komoditas tuna yang sangat tinggi nilainya tuna lakukan dengan cara tuna farming kita mulai di Indonesia. Australia sudah itu, Eropa sudah, Indonesia sudah mulai," kata Trenggono dalam kesempatan yang sama.
Trenggono mengatakan KKP sudah memiliki 4 lokasi untuk pengembangan budidaya tuna di Indonesia. Dia pun ingin mengundang investor untuk pengembangan tuna farming di Indonesia.
"Kita mulai dari tuna farming ada 4 lokasi kita undang investor investasi di tuna farming," ucapnya.
Trenggono bilang inovasi seperti ini menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan dan meningkatkan nilai tambah komoditas perikanan. Dia memastikan budidaya ini dilakukan dengan pendekatan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berorientasi pada pemberdayaan nelayan tradisional agar mereka dapat menjadi bagian dari solusi jangka panjang sektor perikanan.
"Ke depannya tidak ada penangkapan tapi lewat budidaya itu harapan kita," sebutnya.
Adapun model budidaya tuna dilakukan dengan teknologi keramba jaring apung, yang telah sukses diterapkan di negara seperti Turki. Model ini melibatkan penangkapan tuna kecil di alam untuk kemudian dibesarkan hingga ukuran matang di keramba apung.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Oktober 2024, Produksi Perikanan RI Tembus 18,26 Juta Ton
Next Article Ekonomi AS Lesu Dampaknya Terasa ke Ekspor Ikan RI, Turun Segini