Harimau Sumatra Dikuliti di Rokan Hulu Riau, 6 Orang Jadi Tersangka

4 hours ago 2

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Seekor harimau Sumatera yang kena jerat babi di Desa Tibawan, Rokan IV Koto, Rokan Hulu, Riau mati dibunuh. Harimau malang itu juga dikuliti dan dicincang yang membuat para terduga pelaku kini jadi tersangka. 

Kapolres Rokan Hulu AKBP Budi Setiyono mengatakan harimau terkena jerat pada, Minggu (2/3) kemarin.

"Pada hari Minggu siang didapat informasi dari masyarakat Desa Tibawan bahwa ada satu ekor harimau terjerat oleh penjerat babi. Jerat ini milik warga di kebun," kata Budi, Senin (3/3) seperti dilansir dari Detikcom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengatakan kejadian itu bermula saat anggota menunggu tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau untuk mengevakuasi harimau tersebut. 

Lalu, Senin (3/3) sekitar pukul 07.00 WIB Bhabinkamtibmas bersama Babinsa, tim BKSDA hendak melakukan pengamanan terhadap harimau. Namun harimau sudah tidak ada dalam jeratan.

Selanjutnya Kapolsek Rokan IV Koto, AKP Yohannes Tindaon memerintahkan personil dan membagi tim bersama anggota Koramil untuk melakukan penyelidikan terhadap lepasnya harimau dari jeratan yang dinilai tidak wajar.

Kecurigaan polisi setelah di lokasi jeratan terdapat jejak ban mobil. Kemudian tim mendapat informasi bahwa mobil yang dicurigai membawa harimau yang terjerat tersebut berada di Ujungbatu sedang di cuci.

"Selanjutnya tim melakukan penyelidikan terhadap informasi tersebut dan benar mobil tersebut di cucian Carwash 175 Ujungbatu. Menurut keterangan pencuci mobil bahwa mobil tersebut dalam keadaan kotor di bagian belakang dan banyak bekas kotoran hewan," kata Budi.

Tim lalu melakukan pembuntutan terhadap mobil dan dilakukan penghadangan di Kelurahan Rokan, Rokan IV Koto. Di dalam mobil dijumpai ada 3 Orang.

Harimau dicincang dan dikuliti

Kemudian pelaku dimintai keterangan dan mengakui bahwa memang mereka yang mengamankan satu ekor harimau tersebut. Bahkan harimau tersebut sudah dibawa mereka ke Dusun Kubudienau Desa Cipang Kiri Hilir.

"Di sana harimau kemungkinan sedang di kuliti. Selanjutnya tim bergerak mencari harimau yang mereka amankan dan pada saat di Kubudienau Desa Cipang Kiri Hilir ternyata satu ekor harimau tersebut sudah dibunuh dan sudah dikuliti serta dicincang oleh para pelaku," kata Budi.

Tim gabungan lalu mengamankan enam terduga pelaku yang terlibat. Keenam pelaku adalah Sailandra (58), Levis (32), Zulimat (54), Rizal (34), Emen (42) dan Endang (76).

"Barang bukti ada mobil, satwa harimau yang sudah dikuliti dan karung untuk tempat daging dan tulang harimau," kata Budi.

Barang bukti yang berhasil diamankan antara lain parang, tali jerat, tulang belulang, kulit dan daging harimau, handphone, serta satu unit mobil yang digunakan untuk membawa bangkai harimau keluar desa.

Tragedi konservasi

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memastikan akan menindak tegas pelaku perburuan liar harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae).

"Kejadian ini menjadi peringatan serius terhadap ancaman yang masih dihadapi spesies langka ini dan menegaskan kembali komitmen kami, Kementerian Kehutanan dalam melindungi keanekaragaman hayati Indonesia," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko mengutip Antara.

Satyawan menyampaikan bahwa Kemenhut mengecam keras tindakan perburuan ilegal ini dan menegaskan bahwa siapa pun yang terbukti terlibat akan diproses hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang mengancam pelaku dengan hukuman pidana.

"Kejadian ini adalah tragedi bagi konservasi satwa liar Indonesia," katanya.

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian harimau sumatra.

Beberapa di antaranya yaitu pertama, tidak melakukan perburuan, penyiksaan, atau pembunuhan terhadap satwa liar yang dilindungi. Kedua, menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak memburu satwa mangsa harimau sumatra. Ketiga, melaporkan setiap aktivitas ilegal terkait satwa liar kepada pihak berwenang.

Pelaku profesional

BBKSDA Riau menyebut pembunuhan Harimau Sumatera tersebut diduga dilakukan oleh pelaku yang profesional dalam perburuan satwa liar.

"Dilihat dari cara kerjanya, ini sepertinya dilakukan oleh profesional," kata Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan.

Ia menjelaskan, jerat yang digunakan adalah jenis jerat kawat sling, yang memang sering digunakan dalam perburuan liar. Jerat seperti ini sangat berbahaya karena tidak hanya menargetkan satu jenis satwa tertentu, tetapi bisa mengenai hewan apa saja yang melintas.

"Kebiasaan para pemburu, kulit harimau biasanya dijual karena memiliki harga tinggi di pasar gelap. Sementara tulang dan dagingnya juga ada permintaan, konon sering digunakan untuk obat-obatan tradisional," tambahnya.

Namun, ia menyebutkan bahwa pelaku yang memasang jerat diduga bukan orang yang sama dengan mereka yang menangkap dan membunuh harimau tersebut. Hingga kini BBKSDA Riau masih mendalami perkara ini bersama kepolisian, termasuk menelusuri kemungkinan adanya jaringan perdagangan satwa liar yang lebih luas.

(tim/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|