IHSG Akhirnya Ditutup Sumringah, Dekati Level 7.200

1 month ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (19/11/2024), meski penguatannya terpangkas setelah sempat melesat lebih dari 1% sepanjang perdagangan hari ini.

IHSG ditutup menanjak 0,86% ke posisi 7.195,71. IHSG sejatinya sempat menyentuh kembali level psikologis 7.200. Namun sayangnya, IHSG tak mampu bertahan dan tetap di level 7.100-an. Tetapi, IHSG makin dekati level 7.200-an.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 23 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 382 saham terapresiasi, 212 saham terdepresiasi, dan 197 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling kencang penguatannya dan juga menjadi penopang (movers) IHSG pada akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 5,24%.

Sementara dari sisi saham, emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang IHSG masing-masing mencapai 26,7, 13,9, dan 6,7 indeks poin.

IHSG berhasil bangkit dan sempat melesat lebih dari 1%, setelah selama empat hari beruntun merana.

Melesatnya IHSG pada sesi I hari ini terjadi meski pasar masih menanti keputusan suku bunga terbaru dari Bank Indonesia (BI) pada Rabu besok.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan mulai hari ini hingga Rabu besok. Salah satu hal yang ditunggu pelaku pasar adalah soal keputusan suku bunga BI (BI rate) periode November 2024.

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas kembali suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%. Sedangkan delapan institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya di level 6%.

Sebagai catatan, pada Oktober lalu, BI memutuskan untuk menahan suku bunganya di level 6% dengan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

"Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5% pada 2024 dan 2025," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Rabu (16/10/2024).

Kebijakan tersebut ditujukan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Fokus kebijakan moneter jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian para keuangan global," ujarnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IPO Jumbo-Musim Dividen, Pendongkrak Transaksi BEI Akhir Tahun

Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|